Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Cara yang Dianjurkan dan Tidak untuk Atasi Kulit Terbakar Sinar Matahari

Pakar menyarankan memakai tabir surya setiap hari untuk menghindari kerusakan akibat kulit terbakar sinar matahari. Apa lagi cara lainnya?

30 Juni 2024 | 14.33 WIB

Ilustrasi wanita memegang tabir surya. Freepik.com/Lifeforstock
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi wanita memegang tabir surya. Freepik.com/Lifeforstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kulit terbakar sinar matahari saat cuaca panas biasanya meninggalkan rasa perih, panas, gatal, dan kulit kemerahan. Untuk mengatasinya, pakar kesehatan menyarankan memakai tabir surya setiap hari untuk menghindari kerusakan kulit lebih lanjut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Tabir surya mengurangi paparan sinar matahari di kulit," kata dermatolog Lindsey Zubritsky kepada USA TODAY.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayangnya, orang tak selalu memakainya, atau hanya kadang-kadang, yang menyebabkan kulit terbakar sinar matahari. Padahal terlalu banyak terpapar sinar UV adalah penyebab 90 persen kasus kanker kulit, menurut Sekolah Kesehatan Masyarakat Bloomberg Universitas John Hopkins.

"Yang terpenting dilakukan saat mengalami kulit terbakar adalah menghindari kerusakan lebih lanjut. Artinya, hindari paparan sinar matahari dan bantulah memperbaiki kerusakan permukaan kulit," tambah Zubritsky.

Bolehkah pakai es?
Menurutnya, kulit terbakar sinar matahari memang butuh waktu untuk pemulihan tapi Anda dapat mempercepat prosesnya dengan cara yang lembut dan menghindrasi. Bagaimana dengan penggunaan es?

Ia menyebut pendekatan terbaik dengan cara seperti mandi air dingin, memakai pelembab yang mengandung lidah buaya, juga minum ibuprofen untuk meredakan perih, kemerahan, dan rasa tak nyaman. Es cukup umum digunakan namun pakar mengatakan menggunakannya langsung pada kulit yang luka justru lebih banyak bahaya daripada kebaikannya. 

Sebagian orang juga menggunakan produk-produk yang mengandung benzokain, zat anastetis oles, tapi Zubritsky mengingatkan risikonya. "Bisa memperparah iritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi," jelasnya. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus