Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi luka operasi atau lebih dikenal dengan SSI (surgical site infections) adalah salah satu dampak negatif pascaoperasi. Berbagai faktor, salah satunya adalah gaya hidup, amat berkontribusi untuk menciptakan hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hampir 95 persen SSI disebabkan oleh gaya hidup yang tidak baik setelah operasi,” kata dokter asal Inggris, David John Leaper, di Jakarta pada Rabu, 28 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleh sebab itu, ia pun menyarankan untuk menerapkan beberapa pola hidup baru guna mencegah SSI. Pertama, ini berhubungan dengan higienitas. Menurutnya, seseorang yang telah usai melakukan operasi wajib mandi dengan sabun sebanyak dua kali sehari. Ini ditujukan untuk menurunkan jumlah bakteri yang ada pada tubuh.
“Kalau tubuh banyak bakteri, dia bisa menginfeksi bagian yang baru dioperasi. Jadi, rajin mandi dengan sabun untuk membunuh bakteri adalah hal yang tepat,” katanya.
Selanjutnya, mencukur bagian tubuh tertentu juga tidak disarankan setelah operasi. Contohnya bagi orang-orang yang memiliki bulu di dekat daerah operasi, Leaper lebih menyarankan untuk mencukur sebelumnya karena pisau cukur dapat meningkatkan risiko infeksi.
“Berbagai penelitian telah menunjukan bahwa penggunaan pisau cukur dapat merusak lapisan kulit. Jika dilakukan dekat dengan lokasi operasi, dia jadi rentan SSI,” katanya.
Terakhir, membersihkan luka dengan antibiotik adalah hal yang wajib dilakukan. Menurut Leaper, banyak orang yang sekedar membasuh bekas luka dengan air. Memang hal ini baik untuk membersihkan daerah yang luka, namun tidak mematikan bakteri di sekitarnya.
“Antibiotik diciptakan untuk membunuh bakteri, jadi wajib dioleskan pada luka pascaoperasi agar tidak meningkatkan risiko SSI,” katanya.