Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona membuat masyarakat dunia khawatir. Terlebih sejak Kamis 30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status Darurat International. Kasusnya terus bertambah di Cina Daratan dan di luar China juga terus melaporkan kasus positif virus corona. Gejala orang yang terkena virus corona baru ini adalah demam, batuk, sesak napas, serta mengalami gangguan pernapasan ringan hingga berat. Pada kasus yang lebih parah lagi, infeksi ini menyebabkan pneumonia hingga kematian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk menghindari terkena penyakit ini, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun mengimbau agar masyarakat menjaga diri sendiri dengan berperilaku hidup bersih dan sehat serta memperkuat daya tahan tubuh. Menurut Terawan, kuncinya tetap terus berdoa, tetap berpikir positif, dan jaga imunitas tubuh. Kalau daya tahan tubuh baik, tidak mudah terkena virus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tubuh memiliki sistem pertahanan, sebagai mekanisme alami untuk melawan ancaman dari masuknya benda asing dari luar, seperti virus, bakteri, jamur. Bila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing tersebut akan mudah masuk. Sehingga menyebabkan terkena infeksi dan muncul beberapa gejala misalnya bersin, demam dan lainnya. Apalagi kondisi saat ini, dimana virus corona mudah menyebar dan belum ditemukan vaksin untuk virus corona. Pada kasus seperti ini, jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah tindakan pencegahan, secara eksternal maupun internal.
Menurut ahli penyakit dalam Iris Rengganis pencegahan dapat dilakukan secara eksternal dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Contohnya dengan konsumsi makanan gizi seimbang, rajin berolahraga, istirahat yang cukup, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker, terutama bila berada di tengah keramaian. Sementara pencegahan internal dapat dilakukan dengan memodulasi (mengatur) sistem daya tahan tubuh atau imunostimulan. Imunostimulan bekerja untuk merangsang pembentukan sel-sel imun seperti sel B yang kemudian akan membentuk antibodi. “Imunostimulan dapat dikonsumsi dalam durasi tertentu sampai risiko paparan virus menurun dan sebaiknya dikonsumsi sebelum seseorang terinfeksi suatu penyakit, karena Imunostimulan membutuhkan waktu untuk merangsang sistem imun,” ungkap Iris dala keterangan pers yang diterima Tempo pada 4 Februari 2020.
Penggunaan imunostimulan dapat dianjurkan pada orang-orang yang merencanakan bepergian, dan sering berada di pusat keramaian. Selain itu, kelompok usia yang rentan memiliki daya tahan tubuh rendah, terutama lanjut usia (diatas usia 60 tahun). Iris juga menambahkan bahwa meningkatkan daya tahan tubuh pada kondisi ini menjadi sangat penting untuk semua orang. Baik yang memiliki risiko tinggi ataupun tidak.
VP Research & Development SOHO Global Health Daphael Aswin menjelaskan imunostimulan yang baik mengandung Echinacea pupurea extract dan zinc picolinate. Kandungan Echinacea purpurea extract telah terbukti secara klinis dapat memodulasi system daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem daya tahan tubuh.
Imboost merupakan produk immunomodulator yang bersifat imunostimulan dari SOHO Global Health yang mengandung Echinacea pupurea extract dan zinc picolinate. VP Marketing Healthcare SOHO Global Health, Sylvia Rizal mengklaim Imboost merupakan market leader suplemen daya tahan tubuh di Indonesia. "Kami memiliki tanggung jawab sosial untuk turut menjaga kesehatan masyarakat. Kami berharap informasi ini bisa membantu menenangkan masyarakat dan bersama melawan ancaman virus corona dengan daya tahan tubuh yang kuat,” kata Sylvia.