Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Ciri Omicron XBB yang Perlu Dikenali

Pakar mengatakan Covid-19 subvarian XBB memiliki ciri kecepatan penyebaran. Namun, mayoritas gejala yang dilaporkan bersifat ringan.

1 November 2022 | 13.57 WIB

Ilustrasi Omicron
Perbesar
Ilustrasi Omicron

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 subvarian XBB pertama kali dilaporkan di India pada Agustus lalu. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 27 Oktober 2022, prevalensi XBB di seluruh dunia sekitar 1,3 persen dan sudah ditemukan di 35 negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Spesialis mikrobiologi Angky Budianti mengatakan Covid-19 subvarian XBB, yang merupakan turunan dari Omicron B.1.1.529, memiliki ciri kecepatan penyebaran. Namun, mayoritas gejala yang dilaporkan bersifat ringan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Memang Omicron ini termasuk juga XBB, lebih khas pada kecepatan penyebaran dan ada kemungkinan bisa imun escape walaupun imun escape ini masih dalam proses pengawasan oleh WHO. Meskipun demikian, mayoritas klinisnya itu lebih ringan,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo ini.

Dia menjelaskan mutasi pada virus sebetulnya merupakan hal normal untuk mempertahankan hidupnya dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempatnya hidup. Pada Omicron, varian ini memiliki 32 titik mutasi, di mana yang terbanyak ada pada bagian gen yang mengkode protein spike. Dengan demikian, varian Omicron, termasuk subvarian XBB, memiliki kekhasan penyebaran yang cukup cepat dibanding varian sebelumnya.

Mayoritas klinis yang ditunjukkan pasien yang terinfeksi Omicron XBB umumnya bergejala ringan, yaitu infeksi saluran napas atas seperti batuk, pilek, demam, dan kadang nyeri menelan atau sakit tenggorokan. Angky mengatakan subvarian XBB yang masih sesama varian Omicron tidak memiliki perbedaan yang terlalu bermakna. Hal tersebut berbeda jika dibandingkan dengan varian Delta dengan tingkat penyebaran cepat dan bergejala berat sehingga banyak pasien yang dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia.

“Tapi, kalau sesama varian Omicron, perbedaannya tidak terlalu bermakna seperti XBB ini,” ujarnya.

Cucu Omicron
Angky menjelaskan varian Omicron sebetulnya sudah mempunyai beberapa subvarian atau turunan, yaitu BA.1, BA.2, hingga BA.5. Sementara XBB merupakan rekombinan dari dua turunan BA.2, yakni BA.2.10.1 dan BA.2.75. Dalam bahasa awam, Angky mengibaratkan XBB sebagai cucu dari Omicron.

Selain XBB, Angky juga menyoroti BQ.1 yang merupakan turunan dari BA.5. Subvarian BQ.1 memiliki prevalensi cukup besar, sekitar 6 persen atau lebih banyak dibanding XBB dan sudah menyebar di 65 negara. BQ.1 memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imun tubuh. Namun, hingga saat ini masih belum ada data yang tersedia mengenai beratnya penyakit dan kemampuan BQ.1 untuk bersembunyi dari sistem imun tubuh.

Sementara itu, kemampuan BQ.1 untuk bersembunyi dari vaksin masih dalam tahap penelitian. Namun, proteksi vaksin terhadap infeksi BQ.1 kemungkinan berkurang dan proteksi terhadap beratnya penyakit tidak ada dampak yang besar.

Angky mengatakan Omicron XBB dan BQ.1 masih tetap dalam pengawasan WHO. Hal-hal yang diawasi, termasuk bagaimana tingkat kecepatan penyebarannya, manifestasi beratnya penyakit, kemampuannya bersembunyi dari vaksin, hingga apakah ada perbedaan karakteristik yang bermakna jika dibandingkan Omicron yang asli.

“Semoga saja ini tidak jadi varian of concern baru, tapi tetap menjadi subvarian dari Omicron,” harap Angky.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus