Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cuaca Panas dan Polusi, Coba Tangkal Dampaknya dengan Madu Hutan

Zat antioksidan di dalam madu hutan lebih banyak sehingga bagus sebagai langkah pencegahan agar tidak terkena dampak buruk polusi atau cuaca panas.

5 Oktober 2023 | 21.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Madu hutan bermanfaat untuk kesehatan, terutama saat cuaca panas penuh polusi seperti belakangan ini. Zat antioksidan di dalam madu hutan lebih banyak dibanding madu ternak sehingga bagus sebagai langkah pencegahan agar tidak terkena dampak buruk polusi atau cuaca panas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Atau kalau sudah terkena dampaknya, madu hutan itu punya khasiat untuk meredakan batuk,” kata Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yang membedakan madu hutan dengan budidaya adalah lebah dan sumber nektarnya. Madu hutan dihasilkan oleh lebah berjenis apis dorsata yang memang tidak bisa diternak sementara sumber nektarnya adalah tanaman liar yang tumbuh di hutan. Menurut Inggrid, kualitas nektar tanaman liar lebih bagus daripada tanaman hasil budidaya karena di dalamnya terkandung banyak senyawa aktif dan enzim yang membuat tanaman mampu bertahan tanpa intervensi manusia.

“Prinsipnya, segala macam makhluk hidup atau tumbuhan liar biasanya lebih baik dibanding yang budidaya. Kemudian, karena makhluk hidup itu harus mampu bertahan melawan kerasnya lingkungan, dia punya metabolisme sekunder dan senyawa aktif yang lebih banyak. Secara umum, karena tumbuhan penghasil nektarnya semakin tangguh maka madu yang dihasilkan akan semakin bagus,” paparnya.

Selain itu, lebah hutan juga memperoleh nektar dari berbagai macam tanaman liar (multinektar), tidak seperti lebah budidaya yang umumnya mendapatkan nektar dari sumber dominan. Bahkan, lebah hutan diyakini mampu mencari sumber nektar sejauh belasan kilometer dari sarangnya.

“Kita tidak bisa bilang madu hutan lebih baik daripada madu budidaya. Tapi, kita bisa bilang madu hutan itu 100 persen alamiah atau organik tanpa ada campuran kimia sintetis karena jenis lebahnya juga beda, lebah hutan tidak bisa dibudidaya,” tambahnya.

Beda khasiat
Khasiat dua jenis madu itu sebenarnya tidak jauh berbeda. Madu hutan dan  budidaya baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh hingga mengobati gangguan kesehatan tertentu. Tetapi khusus untuk anak-anak, Inggrid menyoroti khasiat tersendiri madu hutan.

“Madu hutan bagus untuk anak karena punya kandungan enzim dan senyawa aktif yang melimpah. Dia bisa memberikan tambahan nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, sampai mengobati batuk. Bahkan di Inggris, madu itu dianjurkan bagi anak-anak yang menderita batuk akibat COVID-19 dan kalau anak sehat, nafsu makannya semakin baik,” jelasnya.

Inggrid juga tidak mempermasalahkan produk olahan madu yang dicampur dengan herbal lain. Manfaat madu atau herbal tersebut tidak akan berkurang, bahkan bisa saling menguatkan asalkan diolah dengan baik dan benar. Di antara cara paling mudah untuk mengetahui suatu produk diolah dengan benar adalah produk tersebut sudah mengantongi izin Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM) dan label Standar Nasional Indonesia (SNI) di kemasan.

“Kalau sudah ada label-label itu artinya dia diproses sesuai standar mutu. Adanya label perizinan juga memastikan madu di dalamnya asli karena untuk memastikan madu asli atau palsu harus ada uji laboratorium dan itu tidak bisa dilakukan oleh semua orang,” papar Inggrid.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus