Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Dampak Kesehatan Bila Bernapas dengan Mulut

Bernapas dengan mulut sempat dilakukan bila sedang pilek. Simak dampak kesehatan yang

21 Januari 2023 | 22.35 WIB

Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)
Perbesar
Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mereka yang pernah mengalami hidung tersumbat biasanya terpaksa bernapas dengan mulut terbuka lebar. Tetapi bernapas dengan mulut sepanjang waktu akan menjadi masalah, menurut pakar kesehatan di berbagai bidang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menghirup melalui mulut, di sisi lain, dapat menyebabkan gangguan kecil dan juga menimbulkan risiko kesehatan yang serius, menurut terapis pernapasan sekaligus direktur pendidikan di American Association for Respiratory Care (AARC) Mandy De Vries, RRT, RRT-NPS,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bernapas dengan hidung adalah cara alami tubuh untuk memastikan bahwa kita mendapatkan oksigen yang kita butuhkan," kata dia seperti disiarkan Livestrong belum lama ini.

Cleveland Clinic menyatakan, mulut dalam kondisi terbuka cukup lama menyebabkan air liur yang biasanya membuat jaringan mulut terhidrasi, menguap. Akibatnya, mulut cenderung terasa kering.

Selain membantu mulut tetap lembap, air liur membantu mencegah bakteri. Saat mulut kering, bakteri jahat mulai tumbuh subur yang bisa membuat napas bau.

Seiring waktu, kebiasaan bernapas melalui mulut dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi.

"Air liur kita bertindak sebagai penyangga untuk melindungi gigi kita. Ketika mulut kita kering, kita memiliki lebih sedikit perlindungan dan kemungkinan gigi berlubang meningkat," ujar dokter gigi di Chappaqua, New York, Richard Lipari, DDS.

Di sisi lain, semakin sering seseorang bernapas melalui mulut, maka semakin besar kemungkinan dia terkena pilek. Udara yang mencapai jalan napas melalui mulut cenderung lebih dingin, lebih kering, dan kurang tersaring daripada udara yang masuk melalui hidung.

Hal ini dapat menyebabkan saluran udara itu sendiri menjadi lebih kering dan lebih teriritasi. "Membuatnya lebih rentan terhadap infeksi," kata De Vries.

Bernapas melalui mulut juga dapat mempersulit tidur malam yang nyenyak, yang dapat menimbulkan efek domino yang serius pada kesehatan. Menurut De Vries, bernafas melalui mulut dapat menyebabkan otot tenggorokan dan sekitarnya melemah seiring waktu. Pelemahan ini dapat menyebabkan mendengkur atau sleep apnea.

Seperti dilansir Mayo Clinic, kondisi ini jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah termasuk kelelahan di siang hari, tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan diabetes tipe 2.

Baca: Waspadai Anak Terserang Infeksi Pernapasan RSV, Cek Gejalanya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus