Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Dapat Menjadi Penyakit Serius, Kenali Ciri-ciri Hipokondria

Beberapa individu yang mengidap hipokondria benar-benar mengalami masalah fisik, tetapi karena gangguan ini, mereka menganggap kondisinya lebih serius

31 Oktober 2023 | 14.28 WIB

Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Perbesar
Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hipokondria adalah gangguan mental yang sering kali dianggap sepele, tetapi bagi individu yang menderita gangguan ini, hal tersebut bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Hipokondria ditandai oleh ketakutan yang berlebihan terhadap penyakit atau kesehatan diri sendiri, bahkan ketika tidak ada gejala fisik yang nyata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo


1. Perhatian Berlebihan pada Gejala Kesehatan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu ciri utama hipokondria adalah perhatian yang berlebihan pada gejala kesehatan. Penderita hipokondria cenderung selalu memerhatikan perasaan fisiknya dan sering kali menginterpretasikan gejala umum sebagai tanda penyakit serius. Misalnya, sakit kepala biasa dapat dianggap sebagai tanda tumor otak atau serangan jantung.


2. Pencarian Informasi Kesehatan yang Berlebihan

Individu yang menderita hipokondria sering kali mendalami informasi kesehatan secara berlebihan. Mereka bisa trampil mencari informasi di internet, membaca buku kesehatan, atau bahkan berkonsultasi dengan berbagai dokter untuk mendapatkan diagnosis yang berbeda-beda.


3. Khawatir akan Penyakit Serius

Penderita hipokondria sering kali merasa sangat khawatir akan penyakit serius, bahkan jika dokter telah meyakinkan mereka bahwa mereka sehat. Mereka bisa mengalami kecemasan yang luar biasa terkait dengan penyakit tertentu dan merasa tidak tenang sampai gejalanya hilang sepenuhnya.


4. Sering Konsultasi Dokter Tanpa Hasil yang Jelas

Hipokondriak seringkali mengunjungi dokter secara berulang kali tanpa hasil yang jelas. Mereka mungkin mendapatkan berbagai diagnosis dari berbagai dokter yang tidak sesuai dengan gejala yang mereka alami.


5. Sering Memeriksa Tubuh

Penderita hipokondria sering kali melakukan pemeriksaan fisik yang berulang, seperti memeriksa tekanan darah, suhu tubuh, atau memeriksa benjolan pada tubuh. Mereka selalu mencari tanda-tanda penyakit yang sebenarnya tidak ada.


6. Kesulitan Mengendalikan Kecemasan

Individu dengan hipokondria sering kesulitan mengendalikan kecemasan mereka terkait kesehatan. Kecemasan ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan sosial, dan pekerjaan.


7. Ketakutan Berlebihan akan Kematian

Kecemasan terkait penyakit seringkali diikuti oleh ketakutan berlebihan akan kematian. Penderita hipokondria merasa bahwa setiap gejala yang mereka alami adalah tanda-tanda kematian mendekat.


8. Perasaan Terisolasi dan Cemas

Individu dengan hipokondria sering merasa terisolasi karena orang di sekitar mereka mungkin kesal dengan kekhawatiran terus-menerus terkait kesehatan. Mereka juga sering merasa cemas dan tegang.


Penting untuk diingat bahwa hipokondria adalah gangguan mental yang dapat diobati. Terapi kognitif perilaku dan dukungan sosial dapat membantu individu mengatasi kecemasan yang berlebihan terkait kesehatan. 

Semakin dini hipokondria diidentifikasi dan diobati, semakin baik prognosisnya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami ciri-ciri hipokondria, segera konsultasikan dengan seorang profesional kesehatan mental untuk bantuan yang sesuai. 

NEWS MEDICAL | DOSEN PSIKOLOGI | A NEW TREATMENT CENTRE
Pilihan editor: Perfeksionis Menimbulkan Dampak Negatif, Kenapa?

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus