Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta- Hampir dua pertiga anak di dunia yang berusia kurang dari 1 tahun hidup di negara yang ayah mereka berusia kurang dari 1 tahun yang kemungkinan sulit didampingi sang ayah saat lahir. Jumlah anak itu sekitar hampir 90 juta. Bayi- bayi itu rata rata tinggal di negara tempat sang ayah tidak berhak oleh hukum untuk mendapatkan satu hari cuti paternitas berbayar. Jumlah ini menurut hasil analisis The United Nations Children's Fund (UNICEF) terbaru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
UNICEF mencatat, ada sembilan puluh dua negara yang tidak memiliki kebijakan nasional yang memastikan para ayah baru mendapatkan waktu luang yang cukup dengan bayi mereka yang baru lahir. Beberapa di antaranya adalah India dan Nigeria. Kedua negara ini memiliki populasi bayi yang tinggi. Negara lain, seperti Brasil dan republik Demokratik Kongo, negara dengan populasi bayi tinggi, memiliki kebijakan cuti paternitas berbayar nasional. Walau begitu cuti itu hanya menawarkan hak yang relatif hanya bersifat jangka pendek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta H. Fore mengatakan pentingnya bayi memiliki interaksi yang positif dan bermakna dengan ibu dan ayahnya sejak awal pertumbuhan. "Interaksi itu membantu bayi membentuk dan mengembangkan otak anak-anak seumur hidup. "Interaksi itu juga membuat mereka lebih sehat dan bahagia, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk belajar. Itu semua adalah tanggung jawab kami untuk memungkinkan mereka mengisi peran ini,” kata Fore dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 14 Juni 2018.
Baca juga : Ibu dan Anak Ribut di Pagi Hari, Ini yang Perlu Dilakukan Ayah
Bukti menunjukkan bahwa ketika ayah membangun ikatan dengan bayi mereka sejak awal kehidupan, mereka lebih mungkin memainkan peran yang lebih aktif dalam perkembangan anak mereka. Penelitian juga menunjukkan bahwa ketika anak-anak berinteraksi secara positif dengan ayah mereka, mereka memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik, harga diri dan kepuasan hidup dalam jangka panjang.
UNICEF mendesak pemerintah untuk menerapkan kebijakan ramah keluarga nasional yang mendukung perkembangan anak usia dini. Salah satunya dengan menyediakan cuti paternitas berbayar. Cuti berbayar itu menjadi cara ayah mendapatkan informasi untuk merawat anak-anak mereka. UNICEF mempromosikan pendekatan terhadap ketentuan cuti untuk orang tua, dengan cuti berbayar hingga 16 minggu. UNICEF sendiri menjadi lembaga Organisasi PBB pertama yang memperpanjang cuti tersebut melampaui standar empat pekan. "Kita harus bertanya lebih banyak kepada pemerintah dan lebih banyak pengusaha jika kita akan memberi ayah dan ibu waktu serta sumber daya yang mereka butuhkan untuk mengasuh anak-anak mereka, terutama selama tahun-tahun awal kehidupan seorang anak,” kata Fore.
Di seluruh dunia, momentum untuk kebijakan ramah keluarga semakin meningkat. Sebagai contoh, di India, para pejabat mengusulkan RUU Manfaat Paternitas untuk dipertimbangkan dalam sesi parlemen berikutnya, yang akan memungkinkan ayah mendapat cuti paternitas berbayar hingga tiga bulan.
Namun, masih banyak pekerjaan yang tersisa. Di delapan negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat yang merupakan rumah bagi hampir 4 juta bayi - tidak ada kebijakan cuti melahirkan untuk ibu (maternitas) atau paternitas berbayar. Analisis baru ini membentuk bagian dari kampanye Super Dads UNICEF, sekarang memasuki tahun kedua, yang bertujuan untuk memecahkan hambatan yang mencegah ayah memainkan peran aktif dalam perkembangan anak-anak mereka.
Baca: Bagaimana Jika Ayah Menjaga Bayi? Intip Fakta Andi Soraya
Momen kampanye ini merayakan Hari Ayah di 80 negara pada bulan Juni. Inti dari kampanye ini adalah fokus pada pentingnya cinta, bermain, perlindungan dan nutrisi yang baik untuk perkembangan otak anak-anak yang sehat. Kemajuan dalam ilmu saraf telah membuktikan bahwa ketika anak-anak menghabiskan tahun-tahun awal pertumbuhan mereka, terutama pada seribu hari pertama kehidupan, dalam lingkungan pengasuhan terstimulasi maka koneksi saraf baru terbentuk pada kecepatan optimal. Koneksi saraf ini membantu untuk menentukan kemampuan kognitif anak, bagaimana mereka belajar dan berpikir, kemampuan mereka untuk mengatasi stres dan bahkan dapat mempengaruhi berapa banyak yang akan mereka hasilkan sebagai orang dewasa.