Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebaya kini mulai diterjemahkan menjadi beragam bentuk dan dapat dipadukan selain mengenakan kain batik. Salah satunya ditampilkan oleh desainer Amy Atmanto dalam fashion show Kartini Masa Kini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada 10 koleksi busana yang terinspirasi dari kebaya dalam fashion show yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta Selasa 17 April 2018. Dalam koleksinya tersebut Amy Amtanto menunjukkan berbagai modifikasi kebaya yang dipadupadankan dengan songket sampai bahan organza yang megar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kebaya-kebaya ini bisa menjadi inspirasi busana untuk Kartini masa kini, terutama mereka yang memiliki mobilitas tinggi namun ingin tetap tampil egelan dan klasik," kata desainer yang menerima penghargaan Kartini Award Piala Ibu Negara pada 2011, ini. Amy Atmanto memadukan kebaya model sunda dan kebaya kurung dengan kain batik, songket, dan bahan organza.
Kebaya Kartini Masa Kini karya Amy Atmanto. TEMPO | Rini K
Untuk kebaya dengan bawahan bahan organza, cocok dikenakan anak muda generasi milenial yang ingin tetap leluasa bergerak sekaligus mendapatkan kesan elegan. "Ini jadi kebaya gaun dengan sentuhan yang lebih modern," kata Amy Atmanto. Adapun untuk kain songket yang dipadankan dengan kebaya, Amy Atmanto memilih kain tenun sutra dari Padang dengan motif saik kalamai.
Artikel lain:
Cantiknya 5 Pesohor Ini dengan Kebaya Menjelang Hari Kartini
Memotret Gaya Sosialita di Fashion Show Kebaya
Kebaya Kartini Masa Kini karya Amy Atmanto. TEMPO | Rini K
Busana kebaya tersebut, menurut pemilik Rumah Kreatif Amy Atmanto, itu tak lepas dari hasil karya teman-teman disabilitas. Di rumah kreatif Amy Atmanto, sejumlah tuna rungu mendapat keterampilan untuk membuat payet, memasang mote, membantu proses pengemasan busana, sampai memegang bagian data busana dari butiknya.
Perancang busana Amy Atmanto.
"Saya memiliki tanggung jawab untuk mendidik sahabat dhuafa dan tuna rungu. Karena dalam keterbatasan pun mereka dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi lingkungannya," katanya.