Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Di Dubai, Ramadan Terasa Kurang Lengkap tanpa Sirop Ini

Sirop ini membanjiri pasaran dua pekan sebelum Ramadan. Banyak warga Dubai menjadikannya sebagai minuman pertama saat berbuka puasa.

24 Maret 2024 | 16.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Dubai - Buka puasa dengan sirop bukan hanya ada di Indonesia, tetapi juga di Dubai. Di kota terbesar Uni Emirat Arab itu, ada satu sirop yang membanjiri pasar menjelang Ramadan, namanya Vimto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sirop yang dikemas dalam botol beling ini terbuat dari campuran sari buah anggur, blackcurrant, raspberry dengan bahan-bahan seperti acid dan pemanis. Namun, yang memberi rasa khas adalah campuran antara sejumlah herbal, barley malt, dan rempah-rempah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arva Ahmad, pemandu wisata kuliner di Dubai dan pendiri Frying Pan Adventures, mengatakan bahwa sirop ini membanjiri pasaran dua pekan sebelum Ramadan. Warga lokal menjadikannya sebagai minuman pertama saat berbuka puasa. Harga satu botol sekitar 29 dirham atau sekitar Rp125 ribu.

"Di sini tidak ada Ramadan tanpa Vimto," kata Arva yang mendampingi sejumlah wartawan dari Indonesia menjelajahi kuliner Ramadan dalam Dubai Souks Iftar Tour di kawasan Old Souk Deira, Dubai, Rabu, 20 Maret 2024. Kunjungan ke Dubai ini atas undangan Department of Economy and Tourism in Dubai.

Sirop Vimto, minuman yang identik dengan Ramadan di Dubai. (TEMPO/Mila Novita)

Arva menceritakan bahwa sirup ini begitu populer di Dubai dan sejumlah negara Timur Tengah. "Ini pertama kali populer di India dibawa oleh orang-orang Inggris, lalu dibawa ke Dubai oleh orang-orang India," kata dia. 

Sejarah Vimto

Dilansir dari laman Nicholsplc.co.uk, minuman ini dibuat oleh John Noel Nichols pada 1908 di Manchester, Inggris. Uniknya, ini diciptakan bukan sebagai minuman biasa, melainkan minuman herbal yang diiklankan untuk memberikan "vim dan kekuatan". 

Setelah pertama kali diperkenalkan di luar Inggris, di Guyana pada 1919, Vimto sampai ke India yang akhirnya dibawa ke Arab Saudi oleh perusahaan distribusi Aujan pada 1928. Permintaan di kawasan Teluk meningkat sampai akhirnya perusahaan distribusi tersebut diberikan izin untuk memproduksinya sendiri di Arab Saudi, menurut laman The National News. 

Entah bagaimana, minuman ini menjadi identik dengan Ramadan di kawasan Teluk, tertama di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Faloodah dengan sirop Vimto (Istimewa)

Variasi minuman Vimto 

Kepopuleran Vimto membuat sirop ini muncul dalam banyak variasi. Salah satunya adalah falooda Kami mencicipinya sebagai salah satu hidangan iftar dalam Dubai Souks Iftar Tour bersama Frying Pan Adventures. Makanan ini dijajakan di salah satau kios kecil Deira di tepi muara atau Dubai Creek.

Faloodeh berupa mi bihun yang diberi parutan es dan topping sirop dan sajikan dalam mangkuk plastik kecil. Rasa sirop yang berwarna ungu tua ini sangat menonjol, paduan asam dan manis dengan wangi yang khas. Tidak hanya Vimto, pilihan lainnya adalah lemon. Namun, varian Vimto lebih disukai. 

Hidangan ini lebih cocok dijadikan sebagai makanan penutup karena rasanya yang manis dan segar, mirip sorbet. Tapi selama Ramadan, warga Dubai menjadikan hidangan ini sebagai salah satu pilihan hidangan buka puasa.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus