Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Diabetes Melitus Tipe 2, Waspadai Gejalanya sejak Dini

Pakar mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala diabetes melitus tipe 2 sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan lebih dini.

11 November 2019 | 20.10 WIB

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi diabetes (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes melitus tipe 2 merupakan ancaman manusia pada abad ke-21. Berdasarkan data WHO pada tahun 2000, jumlah penderita di atas usia 20 tahun berjumlah 150 juta. Namun pada 2025 akan membengkak jadi 300 juta dan pada 2030 diperkirakan mencapai 439 juta orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Guru besar ilmu penyakit dalam Universitas Andalas (Unand) Prof. Eva Decroli mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala diabetes melitus tipe 2 sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan lebih dini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bila ada keluhan berupa sering kencing, haus, sering merasa lapar, dan penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas perlu dicurigai sebagai gejala diabetes melitus tipe 2," katanya.

Menurutnya, diagnosis diabetes melitus tipe 2 ditegaskan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah. Eva menjelaskan diabetes melitus terdiri atas empat jenis, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe spesifik, dan DM pada kehamilan. Diabetes melitus tipe 2 atau lebih dikenal dengan penyakit kencing manis terjadi akibat meningkatnya kadar gula darah secara berlebihan dalam tubuh.

"Penyakit ini terjadi karena berkurangnya fungsi sel pankreas dan resistensi insulin," katanya.

Ia memaparkan ketika tubuh tidak mampu lagi memproduksi cukup insulin guna mengompensasi peningkatan resistensi insulin, maka toleransi glukosa terganggu dan gula puasa terganggu. Dalam perjalanannya, diabetes melitus tipe 2 selalu diawali dengan pradiabetes, yaitu faktor risiko mulai dari obesitas, riwayat keluarga dan pertambahan usia.

"Pada tahap lanjut diabetes melitus bisa menimbulkan komplikasi penyakit seperti jantung diabetik, ginjal diabetik, mata diabetik, hati diabetik, pembuluh darah otak diabetik, kaki diabetik hingga disfungsi ereksi," katanya.

"Di Indonesia biaya kesehatan terbesar tersedot pada penanganan penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke yang semuanya didasari oleh adanya diabetes melitus tipe 2 sebelumnya," jelasnya.

Untuk upaya pencegahan dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup, meningkatkan aktivitas fisik, melakukan pemeriksaan gula darah, hingga mengoptimalkan telepon pintar sebagai sarana informasi bagi pasien diabetes.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus