Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Oky Hartanto, fotografer yang berdomisili di Bali, sering dipekerjakan oleh sosialita untuk acara-acara ulang tahun ataupun acara-acara khusus. Ia memulai karier sebagai fotografer sebuah majalah gaya hidup di Jakarta pada 2004. Pekerjaan itu membuatnya kerap bertemu sejumlah sosialita dan diajak mendokumentasikan berbagai acara, antara lain pembukaan butik, pembukaan restoran, dan after party sebuah peragaan busana. Oky mengaku tak ada kesulitan berarti dalam memotret para sosialita. "Permintaan mereka normatif saja. Kalau sudah kenal kehidupan pribadinya, akan lebih mudah mengerti keinginan klien."
Kemudahan seperti ini juga dirasakan oleh Narendra Kameshwara, 38 tahun, saat memotret para sosialita. Ia beralasan, para sosialita yang datang ke suatu acara umumnya sudah sangat bergaya dengan pakaian bermerek dari atas sampai bawah. Jika sudah begitu, Naren merasa para sosialita akan sangat terbuka untuk diajak berfoto. Baca: Jadi Istri Song Joong Ki, Song Hye Kyo Buka Suara di Instagram
Naren awalnya bekerja untuk sebuah majalah gaya hidup di Jakarta. Kemudian, setelah beberapa tahun, ia sering dipekerjakan oleh sejumlah merek yang mengundang sosialita untuk setiap acaranya. Ia menemukan perbedaan dari memotret kegiatan di klub malam dan acara-acara yang mengundang sosialita.
Dia berpendapat, tidak sulit mencari sisi menarik saat memotret sosialita karena mereka yang datang sudah sangat bergaya. "Para sosialita juga lebih mudah diajak berfoto dibanding mereka yang datang ke klub malam," ujarnya. Para sosialita sangat memperhatikan kualitas foto dengan cara mengamati hasil jepretan fotografer. Lalu mereka akan mengoreksi dirinya sendiri. "Mereka sadar harus begini atau begitu biar hasilnya bagus." Baca: Heboh GIF Porno WhatsApp, ini Saran Psikolog untuk Orangtua
Naren mengungkapkan, dia tak terlalu mengatur gaya para sosialita. Dia hanya meminta agar para sosialita sering tersenyum agar menarik saat difoto. "Saya banyak candid. Mereka yang tampak cantik dan menarik, saya ambil," tuturnya.Fotografer sosialita, Oky Hartanto. Foto: Johannes P. Christo
Muhammad Dimas Prasetyo, 24 tahun, mengaku sudah dua tahun ini sering dipekerjakan untuk memotret kegiatan-kegiatan sosialitas, seperti bakti sosial, kumpul-kumpul, atau arisan. Seperti Panji, Dimas juga senang mengambil foto seluruh badan dan foto candid atau spontan. Selain itu, banyak klien Dimas menyukai foto candid.
Dimas berujar, awalnya ia bekerja pada sebuah perusahaan penyelenggara acara. Dalam sebuah acara reuni SMA, ia bertemu seorang sosialita dan akhirnya sering diajak mengambil foto-foto kegiatan sosialita tersebut. Sekarang, dalam sebulan, biasanya tiga kali ia memotret kegiatan sosialita.
Media sosial seperti Instagram menjadi andalan Dimas untuk mendapat klien. Akun Instagram miliknya dipenuhi foto-foto karyanya. Sejumlah calon klien juga biasanya memeriksa dulu akun Instagram fotografer untuk melihat hasil fotonya. Ada pula, tutur dia, sosialita yang menilai fotografer berdasarkan peralatan yang digunakan. Baca: Fotografer Sosialita: Kerja Tiga Jam, Bayarannya Besar
Dimas menceritakan berbagai permintaan sosialita kepada fotografernya. Mayoritas permintaan tersebut adalah pesan supaya terlihat cantik, tidak tampak gemuk, dan ingin memiliki foto candid saat sedang tertawa lepas. "Saya arahkan mereka jangan diam saja, nanti saya ambil foto candid-nya."Fotografer mengabadikan Peragaan busana yang diselenggarakan sosialita. Dok. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para sosialita juga kerap meminta agar hasil foto cepat dikirimkan ke mereka. Alasannya, mereka ingin segera mengunggahnya ke media sosial. Ini membuat Dimas sesegera mungkin mengirimkan hasil foto kepada kliennya di tengah acara. "Setelah acara selesai, kirim lagi lewat Google Drive."
ROFIQI HASAN | DIKO OKTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini