Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom asperger merupakan gangguan perkembangan saraf yang tergolong spektrum autisme. Kondisi sindrom itu mempengaruhi kesulitan bersosialisasi dan mengembangkan keterampilan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Verywell Mind, individu yang mengalami sindrom asperger memiliki kecerdasan rata-rata. Bahkan bisa di atas rata-rata di salah satu bidang tertentu. Terkadang juga memiliki IQ tinggi, kemampuan fokus yang intens. Kemampuan memori hafalan yang luar biasa.
Gejala sindrom asperger
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Healthline, sindrom asperger antara lain ditandai:
1. Hiperfokus
Orang dengan asperger mengembangkan fokus yang ekstrem terhadap minatnya. Minat yang berlebihan itu memicu percakapan sepihak saat bersama orang lain. Contohnya, sangat berminat dengan kereta api dan dinosaurus. Seterusnya hanya ingin membicarakan topik itu dengan orang lain.
2. Kesulitan mengenali isyarat sosial
Kondisi sindrom asperger tidak menyadari dan sulit mengubah topik pembicaraan. Membuat dirinya sangat sulit terlibat interaksi sosial dan sering tak menyadari nada bicara yang tepat di berbagai situasi percakapan.
3. Kesulitan membaca ekspresi wajah atau bahasa tubuh
Sindrom asperger menyebabkan kesulitan membaca bahasa tubuh orang lain. Ada kecenderungan orang sindrom asperger juga menghindari kontak mata dan berbicara monoton dengan sedikit ekspresi wajah.
4. Kesulitan berkoordinasi
Beberapa individu mungkin kurang memahami koordinasi dan keterampilan motorik. Membuatnya mengalami masalah seperti memanjat atau mengendarai sepeda.
Penyebab sindrom asperger
Mengutip Psychology Today, penyebab sindrom asperger belum sepenuhnya diketahui secara pasti. Penelitian saat ini masih merujuk kombinasi kompleks unsur biologis dan lingkungan. Misalnya komponen genetik yang diturunkan keluarga dan adanya kelainan otak.
Perbedaan itu kemungkinan besar tersebab perpindahan tak normal sel embrio selama perkembangan janin. Pengubahan rangkaian otak yang mengontrol pikiran dan perilaku. Faktor lingkungan tertentu juga meningkatkan risiko. Misalnya ibu mengalami infeksi selama kehamilan, diabetes selama kehamilan, dan paparan obat valproat di rahim.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.