Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

GERD, Penyebab, Gejala dan Pencegahan

GERD merupakan bentuk refluks asam yang lebih serius dan lebih lama. Kebanyakan orang dapat mengatasi GERD dengan obat dan mengubah gaya hidup.

10 November 2021 | 10.53 WIB

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Perbesar
Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gastroesophageal reflux disease atau GERD adalah kondisi kronis yang mempengaruhi sistem pencernaan. Orang yang menderita maag atau gangguan pencernaan lain lebih dari dua kali seminggu serta heartburn, diindikasikan mungkin menderita GERD.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

GERD merupakan bentuk refluks asam yang lebih serius dan lebih lama. Kebanyakan orang dapat mengatasi GERD dengan obat dan mengubah gaya hidup. Hampir semua orang pasti pernah mengalami gangguan pencernaan. Begitu pula dengan GERD yang dapat menyerang siapa pun dan usia berapa pun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang yang memiliki berat badan berlebih, sedang hamil, perokok maupun perokok pasif, serta konsumsi obat-obatan seperti antihistamin, pereda nyeri, dan anti depresan memiliki risiko lebih tinggi menderita GERD. Menurut laporan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, pada 2010 ada 4,7 juta orang yang dirawat inap dan sebanyak 1.653 kematian akibat GERD.

GERD adalah melemahnya sfingter atau esofagus bagian bawah. Lemahnya sfingter memungkinkan isi perut mengalir kembali ke kerongkongan. Ada berbagai faktor yang dapat melemahkan sfingter esofagus, selain yang sudah disebut sebelumnya, penderita hernia hiatus (sebagian perut mendesak ke dalam rongga dada). Makanan dan minuman tertentu juga dapat memicu GERD.

Beberapa pemicu umum dari makanan, yaitu:
-Makanan yang digoreng atau berlemak
-Jeruk
-Cokelat
-Kopi
-Minuman berkarbonasi
-Minuman yang mengandung alkohol

Tak hanya makanan dan minuman, obat pun bisa menyebabkan GERD. Beberapa obat tersebut adalah:
-Alpha blocker
-Antiperadangan
-Obat penenang
-Nitrat

Penting bagi semua orang untuk mengonsultasikan obat dengan dokter atau apoteker untuk menghindari efek buruk. Terlebih jika ternyata Anda memiliki GERD, perhatikan komposisi obat sebelum mengonsumsinya.

Saat telat makan maupun terlalu banyak makan pasti merasakan ketidaknyamanan di perut, bisa jadi itu salah satu tanda GERD. Gejala umum yang ditemui yaitu meningkatnya asam lambung dan rasa terbakar pada dada. Orang akan sering sendawa dan merasa kembung. Cairan asam yang berada di esofagus menyebabkan rasa sakit dan rasa tertekan di bagian dada.

Gejala lain, melansir dari Healthline, sebagai berikut:
-Mual dan muntah
-Kesulitan menelan
-Sendawa
-Erosi pada gigi dan napas bau
-Muncul masalah pernapasan
-Sakit perut

Banyaknya gejala yang disebutkan, kapan harus memeriksakan kondisi tersebut? Keadaan dikatakan darurat bila mengalami muntah dengan ciri berikut:
-Banyaknya volume muntah
-Projectile vomiting (cairan yang keluar terbuang jauh dari posisi)
-Cairan yang keluar berwarna kuning atau hijau
-Muntah terlihat seperti ampas kopi

Anda mungkin dapat meredakan gejala dengan membuat beberapa perubahan sederhana dalam hidup:
-Hindari merokok dan berada di sekitar perokok pasif
-Pertahankan berat badan ideal dan hindari pakaian ketat di sekitar bagian tengah
-Makan dalam porsi yang lebih kecil
-Catat makanan yang dapat menimbulkan gejala GERD
Cobalah untuk bergerak sedikit setelah makan, jangan tiduran minimal 3 jam setelah makan. Jika pengobatan dan pola hidup tidak memberikan pengaruh, operasi mungkin menjadi pilihan. Pilihan perawatan bedah yang paling umum yaitu fundoplikasi dan LINX reflux management system.

Fundoplikasi adalah operasi paling umum untuk GERD. Dokter bedah akan membungkus bagian atas perut di sekitar sfingter esofagus bagian bawah untuk mengencangkan otot dan mencegah refluks. Fundoplikasi biasanya dilakukan dengan prosedur invasif minimal (laparoskopi).

Sementara itu, pada prosedur LINX reflux management dilakukan dengan melilitkan cincin magnetik kecil di persimpangan perut dan kerongkongan. Daya tarik magnet yang cukup kuat akan menjaga katup tertutup sehingga cairan lambung tidak naik ke kerongkongan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus