Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bernyali dan menunjukkan mental yang ditempa oleh lingkungan dan kondisi sehari-hari. Tapi sekaligus membuka potret kecil sebagian wajah republik. Aksi bernyali tiga bocah usia SD yang menyebrangi sungai menggunakan kotak styrofoam viral di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi tersebut direkam dan disebar lewat media sosial. Narasi dalam video menyebutkan bahwa anak-anak ini terpaksa naik styrofoam demi ke sekolah, lantaran tidak ada jembatan atau perahu penyeberangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belakangan diketahui, kejadian itu terjadi di Desa Kuala Sungai Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Aksi tersebut dinilai berbahaya sekaligus tak lazim lantaran menggunakan kotak styrofoam yang biasanya digunakan untuk menyimpan ikan. Kotak styrofoam yang digunakan pun hanya muat ditumpangi satu anak.
“Anak-anak pulang sekolah hari Selasa, September tanggal berapa ini enggak tahu. Tiga anak SD kelas tiga baru mau pulang ke rumah dengan naik wadah iwak (tempat ikan),” kata si perekam video tersebut.
Dalam video tersebut si perekam juga menanyakan kepada salah satu bocah tersebut, “Kelas berapa ini sekolahnya?” tanyanya. Dari jawaban anak tersebut, diketahui bahwa mereka baru menginjak kelas 3 SD.
“Buruan, ya,” kata si perekam, sembari memberikan kotak styrofoam kepada anak tersebut, sementara dua temannya yang lain telah lebih dulu mengurangi sungai, mendayung menggunakan potongan styrofoam di kedua tangan mereka.
Di dalam video berdurasi 02.03 menit itu tampak tiga anak mengenakan seragam sekolah sambil mencangklong tas dan menyeberang sungai besar dan arus cukup deras.
Anak-anak sekolah di daerah tersebut biasanya menggunakan kapal kecil atau perahu getek sebagai transportasi sungai, baik untuk menyeberang maupun aktivitas masyarakat seperti mencari ikan dan aktivitas lainnya.
Dari cerita warga yang tinggal di dekat sungai mengungkapkan, bahwa menyeberang dengan styrofoam adalah hal yang biasa dan sudah sehari-hari dilakoni oleh anak-anak sekolah di sana. Kotak styrofoam menjadi alternatif bila tidak ada perahu getek.
Kepala Desa Kuala Sungai Dua Belas, Hartoni, juga membenarkan video aktivitas anak-anak menggunakan styrofoam untuk menyeberang sungai. Namun Hartoni menganggap aksi tersebut biasa saja, sebab bagi anak-anak di Desa Kuala Sungai Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, yang akrab dengan sungai dan laut adalah hal lazim.
“Itu biasa bagi anak-anak kami yang tinggal di laut seperti di sini. Kalau sehari-hari mereka diantar orang tuanya menggunakan sampan untuk bersekolah atau beraktivitas lain, orangtuanya orang mampu, bahkan punya speedboat,” katanya.
HENDRIK KHOIRUL MUHID