Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Harukaze Bistro di Pocci Cafe Bandung  

Menurut Billy, kafe merupakan titisan Harukaze Bistro, restoran yang menyuguhkan masakan Jepang.

30 Oktober 2015 | 13.38 WIB

Pocci Cafe Bandung. TEMPO/Aisha Shaidra
Perbesar
Pocci Cafe Bandung. TEMPO/Aisha Shaidra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Patung anjing putih berhidung merah menyambut setiap orang yang memasuki Pocci Cafe di Jalan Cimanuk, Bandung. Kepalanya mendongak dan matanya terpejam. Karakter anjing yang menggemaskan itu bernama sama, Pocci. “Diambil dari nama anjing peliharaan pemilik kafe,” ujar Billy Jantriko, Manajer Pocci Café, di lokasi, beberapa waktu lalu.

Kedai tersebut memiliki nuansa sama dengan Pocci, putih. Ada sentuhan merah menyala di jendela dan pintu. Saat Tempo berkunjung ke sana, sekelompok remaja sedang ber-haha-hihi sembari menikmati minuman dan camilan-camilan manis, seperti home made eclair. Mereka saling memotret diri di area terbuka berlatar tembok bergambar Pocci.

Meski dari luar terlihat sempit, kafe di kawasan Jalan Riau Area itu ternyata luas. Langit-langitnya pun tinggi. Saat memasuki ruangan, kita akan menjumpai satu bagian tembok yang penuh dengan mural bergambar karakter anjing dalam berbagai ukuran dan gaya. Warnanya pun ceria.


Di sisi lain, temboknya berupa susunan bata yang dilapisi cat putih. Kita seperti dibawa ke arena bermain anak-anak. Musik yang diputar pun tidak menghentak telinga. Jadi, tempat ini tidak hanya cocok untuk berkumpul dengan kerabat, tapi juga cocok untuk mengerjakan tugas atau bekerja di luar kantor.

Di area itu pula, sejumlah sofa berderet dan kursi-kursi plastik ditempatkan berhadapan. Di seberang, ada sebuah meja panjang sebagai area pantry dan kasir. Kue-kue mungil berbaris rapi mengundang selera. Karakter anjing Pocci dalam bentuk biskuit pun dijual sebagai kenang-kenangan.


Di atasnya, tergantung puluhan cangkir putih. Di antara cangkir putih itu, terselip lima cangkir merah yang difungsikan sebagai tudung lampu. Ornamen yang sangat unik.

Jangan berharap ada pelayan yang datang menawari Anda pesanan. Seperti di kantin sekolah, pengunjung diminta langsung memilih menu dan membayarnya sebelum berleha-leha. Menu Pocci yang disajikan cukup beragam. Sebagian besar merupakan menu ala Jepang, seperti Sakura, Chicken Kariage with Crispy Sweet Potato, dan Tsukune.


“Kami memang menyajikan menu camilan lebih banyak dibanding main course,” ujar Billy. Menu Eropa juga bisa tersaji di atas meja, meski pilihannya cuma segelintir, seperti Brownie Affogato, Eclair, Cupcakes, dan Croque Monseur. Harganya mulai dari Rp 25 ribu sampai Rp 75 ribu.

Wajar jika Pocci menyuguhkan lebih banyak menu ala negerinya Naruto ini. Menurut Billy, kafe itu merupakan titisan Harukaze Bistro, restoran yang menyuguhkan masakan Jepang.


Namun, Harukaze tutup beberapa tahun lalu. Jika Harukaze bernuansa lebih gelap dengan dominasi warna hitam dan penerangan temaram, Pocci yang dibuka Juli lalu tersebut menawarkan konsep sebaliknya, terang dan menyenangkan hati.



AISHA SHAIDRA

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Widiarsi Agustina

Widiarsi Agustina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus