Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, sebanyak 63 juta orang atau sebesar 34,1 persen masyarakat di Tanah Air menderita hipertensi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun bersyukurlah Anda jika memiliki kondisi anemia atau tekanan darah rendah. Dokter spesialis saraf Amanda Tiksnadi mengatakan bahwa jarang sekali ditemukan pasien hipertensi yang memiliki tekanan darah rendah. “Rasanya tidak ada, atau kalaupun ada jumlahnya sangat kecil,” katanya dalam acara Media Gathering di Jakarta pada Kamis, 20 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Amanda menjelaskan bahwa risiko hipertensi memang sangat rendah dialami orang dengan anemia lantaran produksi oksigen dan kadar zat besi amat minim. Ini mengakibatkan jumlah sel darah merah pada pembuluh berkurang. “Otomatis menyebabkan tekanan terhadap dinding pembuluh darah juga berkurang sehingga pecahnya pembuluh darah yang mengakibatkan hipertensi menjadi minim,” katanya.
Meski begitu, Panitia 14th Scientific Meeting Indonesian Society of Hypertension juga mengimbau agar pasien anemia tetap menjaga kesehatan tubuh, khususnya dengan menaikan produksi darah ke angka normal alias 120/80 milimeter air raksa. Sebab, anemia tidak terkontrol juga bisa menimbulkan masalah kesehatan yang sama dengan hipertensi. “Perlu diperhatikan karena keduanya sama-sama merusak organ,” katanya.
Apabila hipertensi merusak organ dengan cara merusak pembuluh darah yang mengalirkan nutrisi ke seluruh organ tubuh, anemia pun dapat merusak organ karena penyaluran oksigen yang minim pada organ lantaran produksi oksigen tidak banyak. “Jadi walaupun tidak berisiko hipertensi, masih ada risiko kerusakan organ kalau anemia tidak diperhatikan,” katanya.