Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Slackline, olahraga keseimbangan dengan tali, mulai populer di Indonesia sejak 2013. Anggota komunitasnya di tiap-tiap daerah semakin banyak, termasuk perempuan. Seperti ditulis Koran Tempo Minggu, 24 Agustus 2015, Arka Setiawan, satu di antara sekian pelopor olahraga ini di Indonesia, memberi panduan berlatihnya.
1. Cari dua pohon sebagai jangkar, setidaknya yang memiliki jarak lima-delapan meter. Sebagai awal, ketinggian diatur di atas paha atau pinggul. Slackline pendek melatih kestabilan.
2. Tali slackline bukan tali biasa, melainkan nilon, sehingga harus diatur ketegangan talinya. Tali harus bisa meregang setidaknya 15-30 sentimeter. Harganya sekitar Rp 1-2 juta, tergantung merek dan kualitas.
3. Jangan pasang tali di atas medan berbatu. Gunakan kasur atau matras di bawah tali. Dianjurkan untuk pemula.
4. Siapkan mental. Ini hal paling penting sebelum melangkah. Perhatikan teknik rekan yang beraksi, jangan coba sendiri tanpa pendampingan, karena bisa cedera. Bisa juga melakukan di atas kolam renang.
5. Pakai dua penjaga di kedua sisi garis, untuk meningkatkan rasa percaya diri dan rasa aman. Anda bisa memulai dengan memegang tangan atau bahu mereka.
6. Ketika melangkah, pastikan Anda tidak melihat ke bawah/tali. Mata tetap fokus ke depan, dan rentangkan dua tangan ke atas sebagai keseimbangan. Lakukan dengan membungkuk sedikit, jangan kaku.
7. Mulailah berjalan dengan jarak pendek, kemampuan Anda akan bisa meningkat dengan lebih banyak praktek. Jangan berharap cepat bisa, yang pasti terus mencoba dan bersenang-senanglah.
8. Temukan pasangan yang dapat membimbing. Jangan gunakan segala jenis tongkat untuk menopang, karena hal itu tidak membantu, malah mungkin bisa melukai diri sendiri.
9. Jangan berkecil hati jika jatuh beberapa kali. Tapi pastikan tahu bagaimana mengendalikan diri saat jatuh dan mendaratkan kaki di matras.
10. Jika Anda bertelanjang kaki, injak tali di antara jempol dan jari telunjuk kaki. Jika lebih suka slacklining dengan sepatu, maka posisi telapak kaki menyamping menjadi pilihan nyaman.
HERU TRIYONO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini