Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jessica Iskandar Umumkan Kehamilan Ketiga Melalui Bayi Tabung

Artis Jessica Iskandar bersama sang suami Vincent Verhaag ceritakan proses program bayi tabung yang mereka jalani.

20 Mei 2024 | 23.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Artis Jessica Iskandar bersama sang suami Vincent Verhaag mengumumkan kehamilan ketiga melalui program seleksi genetik sehat melalui program bayi tabung (IVF) Metode Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A) di Morula IVF Surabaya National Hospital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jessica tampak bahagia menceritakan usahanya menjalani kehamilan. Apalagi, usianya sudah 36 tahun yang tergolong sebagai usia rawan mengalami kelainan kromosom ketika hamil. "Saya sudah lama mendambakan anak lagi, Morula IVF Surabaya adalah tempat yang kami pilih untuk mewujudkan impian memiliki buah hati yang sehat secara genetik," kata Wanita yang akrab disapa Jedar ini pada 20 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proses tanam embrio dilakukan mulai Februari 2024 dan bayinya diperkirakan lahir pada akhir tahun ini. Pasangan ini tidak menargetkan memilih gender tertentu. Mereka hanya berharap buah hatinya sehat. "Kami pilih embrio yang paling sehat, kalau gender kami serahkan kepada yang di atas," kata Vincent.

Jedar dan suami memilih program di Morula IVF Surabaya disbanding Jakarta karena telah mendapatkan informasi bahwa 5 temannya telah terlebih dulu berhasil menjalani program serupa. "Kami harus tahu record dari dokternya, ada success story dan bisa bikin aku nyaman dan percaya," ujar Jedar.

Dokter Obgyn Morula IVF Surabaya, Benediktus Arifin,menjelaskan pertumbuhan embrio menjadi bayi, ditentukan oleh kromosom. Ketika embrio kehilangan atau memiliki kelebihan kromosom, kondisi ini dikenal sebagai aneuploidi (an yu ploy-dee).
 
Risiko terjadinya aneuploidi penyebab keguguran atau kelainan genetik akan meningkat seiring usia ibu. Seperti bayi dengan autisme dan down syndrome. "Itu salah satu alasan Jessica yang berusia di atas 35 tahun memilih IVF," kata  Benediktus.

Kehamilan genetik sehat di atas usia rawan itu bisa dilakukan dengan IVF teknologi Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A). PGT-A direkomendasikan untuk pasien berusia 35 tahun ke atas. Bukan hanya yang mengalami kemandulan.

Jessica sendiri telah menjalani tes kesuburan dasar sebelum menjalani program. Hasil tes sempurna, tapi ia tetap memilih IVF untuk meminimalisir kelainan genetik. "Kami melihat Jessica yang sudah berusia 36 tahun, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk kelainan kromosom pada embrio jika hamil," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus