Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kalah Populer dengan Penyakit Jantung Koroner, Apa itu Aritmia?

Orang lebih banyak mengenal penyakit jantung koroner. Padahal gangguan pada jantung pada penyakit aritmia juga penting untuk dipahami.

25 Januari 2018 | 12.55 WIB

Yevgeny Kropotkin, seorang ahli bedah jantung melakukan operasi pada pasien dengan aritmia jantung di Federal Pusat Bedah Kardiovaskular di Siberia Krasnoyarsk, Rusia, 28 September 2016. REUTERS/Ilya Naymushin
Perbesar
Yevgeny Kropotkin, seorang ahli bedah jantung melakukan operasi pada pasien dengan aritmia jantung di Federal Pusat Bedah Kardiovaskular di Siberia Krasnoyarsk, Rusia, 28 September 2016. REUTERS/Ilya Naymushin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Aritmia merupakan salah satu gangguan produksi impuls atau tidak normalnya impuls listrik ke otot jantung. Kondisi tersebut ditandai dengan irama jantung yang terlalu lambat atau terlalu cepat (berdebar).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Secara garis besar aritmia terdiri dari dua kelompok besar, yaitu bradiaritmia atau laju jantung terlalu lambat (kurang dari 60 kali per menit) dan takiaritmia yakni laju jatung yang terlalu cepat atau melebih dari 100 kpm. Baca: Ahok Gugat Cerai, Akhirnya Happy Ending? Intip Ramalan Suhu Naga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dicky Armein Hanafy, Ketua Indonesian Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS) mengatakan, gejala atritmia cukup luas mulai dari berdebar, pusing, pingsan, stroke, bahkan meninggal mendadak.

Menurut Dicky, penyakit aritmia mungkin masih awam di telinga masyarakat. Masyarakat kurang memahami terkait penyakit tersebut, kalah populer dengan jantung koroner atau sindrom gagal jantung.

“Pengetahuan tentang aritmia masih sangat rendah,” katanya di Rumah Sakit Harapan Kita, Rabu 24 Januari 2018. Baca: Sys NS Pakai Ring Lebih dari 15 Tahun, Dokter: Jaga Pola Hidup

Terlebih lagi, ketersediaan sumber daya manusia atau dokter subspesialis aritmia juga masih sagat minim di Indonesia. Hingga saat ini, hanya sekitar 22 dokter spesialis yang menangani permasalahan tersebut. Kendati demikian, angka tersebut telah meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya terhitung dua dokter spesialis aritmia. Baca: Mau Tidur Nyaman? Singkirkan 10 Benda Ini

Terdapat perkembangan yang pesat di Jakarta, tetapi di kota-kota lain masih sangat perlu untuk ditingkatkan, baik jumlah dokter subspesialis aritmia maupun fasilitas atau alat yang diperlukan, padahal lebih dari 1.000 orang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus