Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jangan perlakukan semua anak sama rata. Setiap anak punya karakter sendiri dan orangtua perlu memahami temperamen anak dalam menerapkan pola asuh terbaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berikut tiga karakter anak dan cara menghadapinya menurut spesialis kedokteran jiwa RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Anggia Hapsari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Easy Child
Anak yang masuk dalam kategori ini pada umumnya punya suasana hati yang baik, mudah beradaptasi dengan rutinitas, suasana atau pengalaman baru. Dikaruniai anak yang terlihat penurut tidak boleh membuat orangtua lengah.
"Orangtua harus tetap terlibat, sesering mungkin dampingilah anak," kata Anggia.
Usahakan tetap menunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Jangan sampai orangtua jadi acuh karena menganggap ia sudah bisa melakukannya sendiri. Kenalkan juga batasan atau rambu-rambu mana yang boleh atau tidak ketika anak bertemu dengan orang asing.
Slow to warm up child
Anak dengan kategori ini butuh waktu untuk beradaptasi. Prosesnya relatif lebih sulit dan butuh banyak dorongan. Anak mungkin akan sering menangis dan menarik diri. Anak tipe ini kerap disebut sebagai anak pemalu.
"Jangan paksa anak untuk cepat akrab dengan orang lain, nanti semakin menarik diri," sarannya.
Orangtua yang punya anak dengan karakter ini hendaknya tidak terlalu banyak memberikan larangan walau tujuannya melindungi sebab semakin banyak larangan, anak akan semakin mudah cemas. Berikan juga sedikit waktu dan bersabarlah sampai ia bisa nyaman dalam beradaptasi. Orangtua juga harus menerima sikap anak dengan karakter tersebut kemudian melatihnya agar lebih terbuka secara bertahap.
"Jangan memberi label, 'Kamu begitu saja malu', nanti mereka jadi mencap diri sendiri memang pemalu dan penakut," imbaunya.
Difficult child
Karakter anak yang satu ini membuat orangtua butuh lebih banyak kesabaran menghadapinya. Anak dengan tipe ini bukan nakal melainkan sulit beradaptasi karena bingung terhadap perubahan. Suasana hati cenderung negatif sehingga harus dijaga.
Anak tipe ini kerap dianggap sebagai anak yang sulit diatur. Tugas orangtua memberi dukungan sebanyak mungkin dan memahami suasana hatinya. Pahami ada alasan ketika anak menunjukkan perilaku tertentu.
"Kalau anak tantrum, harus pahami kenapa dan sabar," katanya.
Selain itu, orangtua sebaiknya punya aturan dan diterapkan secara konsisten. Bekerjasamalah dengan orang-orang terdekat agar aturan itu bisa ditegakkan. Hal lain, buatlah harapan yang jelas, jangan banyak menakut-nakuti dengan ancaman kosong.
Baca juga: 3 Tahap Pengenalan Edukasi Seks kepada Anak