Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Periode ini sudah masuk musim hujan dan banjir melanda sejumlah wilayah. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Betang Pambelum di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Alex Ranuseto mengingatkan potensi penyakit yang mungkin timbul di musim hujan dan banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Potensi terjangkit penyakit di musim hujan dan banjir cukup besar karena pada masa itu sistem imunitas tubuh cenderung berkurang," kata Alex Ranuseto dalam keterangan tertulis. Daya tahan tubuh berkurang bisa terjadi lantaran aktivitas yang terbatas dan cuaca yang bikin malas olahraga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ditambah penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk, tikus, dan binatang lain yang kerap muncul di musim hujan. Genangan air menjadi media penularan yang mudah dan cepat untuk penyakit leptospirosis atau infeksi yang disebabkan oleh hewan. "Bila seseorang telah terjangkit salah satu penyakit musim hujan dan banjir yang kemudian superinfeksi dengan Covid-19 akan menjadi lebih berat kondisi yang dideritanya," ujar Alex Ranuseto.
Seorang warga mengeluarkan air dari dalam rumahnya saat banjir di kawasan Kedoya Utara, Jakarta, Ahad, 21 Februari 2021. Curah hujan yang tinggi mencapai 226 milimeter (mm) per hari. ANTARA/Muhammad Adimaja
Berikut enam jenis penyakit yang umumnya muncul selama musim hujan dan banjir:
- Flu atau influenza
Mulai dari keluhan demam, batuk, pilek, radang tenggorok, hingga potensi terjadi pneumonia atau radang paru akut yang bisa mengakibatkan kematian. - Demam berdarah
Gejala awal mirip dengan influenza atau flu-like syndrome. Ini adalah kondisi di mana terjadi kumpulan gejala penyakit yang mirip dengan influenza disertaai demam tinggi secara terus menerus, baik siang maupun malam. Terjadi pula perdarahan di kulit hingga perdarahan yang menyebabkan syok dan kematian. - Malaria
Gejala penyakit malaria yang khas berupa demam tinggi, menggigil, dan diakhiri dengan berkeringat. Demam pada malaria memiliki berbagai tipe yang khas dan berbeda tergantung penyebab malaria itu sendiri. Dampak terburuk dari malaria adalah anemia gravis atau anemia yang cukup berat, kerusakan sel otak (falciparum), dan kematian karena kegagalan kerja multi-organ. - Diare
Diare pada musim hujan dan banjir kerap dipicu konsumsi makanan dan minuman yang kurang bersih dan terkontaminasi bakteri, virus, atau jamur. Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Namun bila sampai tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan dehidrasi berat, syok, dan kematian. - Demam tifoid
Demam tifoid sering disebut sebagai penyakit tipes yang masuk melalui makanan dan minuman terkontaminasi kuman Salmonella typhi. Penyakit ini membuat penderitanya demam selama lebih dari dua minggu dan hanya terjadi di sore hari disertai sakit kepala. Keluhan lain berupa gangguan di saluran pencernaan berupa diare, sakit perut, dan perdarahan saluran cerna.
Bila tidak segera diobati, demam tifoid bisa mengakibatkan usus bocor, peritonitis atatu peradangan pada lapisan tipis di dinding perut, sepsis atau infeksi akibat sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali, radang otak, pneumonia, dan kematian. - Leptospirosis
Penyakit ini dibawa oleh hewan pengerat, anjing, sapi kuda, kelelelawar, dan sebagainya. Penyakit ini ditularkan melalui kencing hewan-hewan tersebut yang ada pada banjir atau genangan air dan masuk melalui luka terbuka pada kulit. Keluhan berupa demam tinggi, khas penyakit otot-otot terutama betis nyeri dan pegal, dan mata merah. Jika tak segera ditangani, penyakit ini dapat mengakibatkan gagal organ dan kematian.
Baca juga:
BMKG Ingatkan Potensi Banjir dan Longsor di Jakarta Dua Hari ke Depan