Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Melukis benda kaca yang tak datar seperti pada botol, stoples, dan vas bunga ternyata tak gampang. Agar garis dan pewarnaannya rapi, pembuatnya harus sering menahan napas tiap menempelkan cat.
Seorang pembuat kerajinan lukisan kaca di Bandung, Ratna Miranti, mengatakan ia dan pekerjanya harus sering menahan napas ketika melukis botol, stoples, atau vas bunga dari bahan kaca. “Berbeda kalau melukis cermin yang datar,” ujar lulusan desain tekstil ITB tahun 2000 itu di tempat kerjanya, Rabu, 1 Juli 2015.
Corak lukisan kaca buatan Ratna kebanyakan bermotifkan aneka batik dan kain tradisional. Ada juga satwa dan bunga. Lukisan pada sebuah stoples bisa diselesaikan dalam hitungan jam hingga dua hari, bergantung pada ukuran stoples dan kerumitan gambarnya.
Agar lukisan pada kaca lebih awet dan terlihat mengkilap, botol atau stoples perlu dijemur di bawah terik matahari selama beberapa hari. Jika cuaca mendung, kata dia, pemanasannya dilakukan menggunakan oven kue. Namun, pada pemanasan selama sepuluh menit bersuhu 100 derajat Celsius lebih itu kadang berujung pada kegagalan. “Barangnya pecah karena kepanasan,” katanya.
Merintis usaha seni lukis kaca sejak 2010, setiap bulan Ratna kebanjiran pesanan. Kadang jumlahnya mencapai ratusan hingga ribuan. Selain berjualan lewat Internet, ia kadang ikut pameran kerajinan. Belakangan, permintaan meningkat hingga omzet usahanya rata-rata bisa mencapai lebih dari Rp 20 juta per bulan.
Menyasar kalangan menengah ke atas, pembelinya kebanyakan warga Jakarta, turis, dan ekspatriat. “Harga berkisar Rp 75 ribu hingga Rp 3 juta seperti guci yang besar,” tutur Ratna, yang juga membuat lukisan pada benda-benda keramik.
ANWAR SISWADI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini