Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

Kerajinan bambu Munthuk, Bantul, Yogyakarta, telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.

3 Oktober 2023 | 10.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Selain memiliki banyak destinasi alam, mulai dari hutan hingga pantai, Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga terkenal dengan sentra kerajinannya. Di kabupaten paling selatan provinsi Yogyakarta itu, sentra kerajinan baik batik, tanah liat atau gerabah, hingga kerajinan mebeler berbahan kayu dan bambu banyak tersebar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu wilayah yang dikenal sebagai pusat kerajinan bambu di Kabupaten Bantul tak lain ada di Desa atau Kalurahan Munthuk. Lokasinya ada di Kecamatan Dlingo, tak jauh dari destinasi Hutan Pinus Mangunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sentra bambu di Kalurahan Munthuk, Bantul, 80 persen penduduknya turun temurun berprofesi sebagai perajin bambu. Di sanalah digelar sebuah event unik pada 29 September hingga 1 Oktober 2023.

Event bertajuk festival Grebeg Bambu bertajuk Lord of the Pring itu dipusatkan di Wisata Pintoe Langit, Banjarharjo, Kalurahan Munthuk. Festival ini digelar untuk mem-branding kawasan tersebut sebagai sentra kerajinan bambu.

"Grebeg Bambu ini wujud rasa syukur kami atas lestarinya kerajinan bambu sebagai bagian profesi warisan dari nenek moyang, profesi ini diharapkan semakin membawa kesejahteraan dan manfaat bagi masyarakat," kata 
Tukimin, Ketua Adat Munthuk, Minggu 1 Oktober 2023.

Dalam event ini, pengunjung bisa merasakan pengalaman edukatif dan kreatif langsung bersama perajin dengan membuat berbagai kerajinan berbahan bambu. Mulai hiasan rumah sampai perlengkapan rumah tangga harian.

Ada juga pasar rakyat kuliner dan pameran produk kreatif dari para pengrajin bambu. Selain dimeriahkan pertunjukan seni tradisional, ada juga karnaval fashion bambu yakni peragaan busana yang terinspirasi dari bambu serta Kenduri Bambu yakni pesta bersama dalam tradisi bambu.

Lurah Munthuk Marsudi mengatakan, kerajinan bambu Munthuk telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.

"Saat ini pengrajin di Munthuk tidak hanya membuat barang-barang konvensional, namun terus berinovasi sesuai kebutuhan pasar," kata dia.

Di tangan para pengrajin Munthuk, bambu tak hanya diciptakan untuk bahan anyaman perabot rumah tangga, seperti ceting nasi, tambir, tampah, rantang, tudung saji, tempat lalapan, pincuk jajan atau gelas. Bambu juga dikreasi sebagai cinderamata yang memiliki pangsa mancanegara, mulai vas bunga, gantungan kunci, pengemas kaus, kotak tisu, kotak berkas, tempat pensil, hingga lampu hias. Yang peminatnya hingga Amerika dan sebagian negara di Eropa seperti Jerman.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menuturkan, wilayah Munthuk sangat strategis menjadi sentra kerajinan bambu sehingga profesi perajin di sana terus lestari dan turun temurun.  Selain didukung sumber daya manusia kreatif, kebutuhan bahan baku dan akses pasar juga telah terbentuk di Munthuk.

"Sehingga kerajinan bambu ini bisa menjadi satu sumber untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Halim.

Halim mengatakan, saat ini dari pemerintah daerah juga mengimbau perajin untuk menggunakan barang-barang organik, dan membatasi penggunaan bahan plastik dan logam lainnya.

"Produk-produk kerajinan bambu ini diharapkan selain eksis juga bisa menggantikan barang-barang yang terbuat dari bahan anorganik,” kata Halim. 

PRIBADI WICAKSONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus