Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks glikemik adalah ukuran yang digunakan untuk memberi petunjuk seberapa cepat makanan dapat diubah menjadi gula darah. Mengutip Healthline, faktor yang mempengaruhi indeks glikemik suatu makanan, yaitu komposisi nutrisi, metode memasak, kematangan, pemrosesan makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Biasanya makanan dengan indeks glikemik tinggi lebih cepat dicerna dan diserap tubuh. Itu sebabnya, akan meningkatkan kadar gula dengan cepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Publikasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian yang berjudul Nilai Indeks Glikemik Produk Pangan Dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya menjelaskan, respons glikemik merupakan kondisi fisiologis kadar glukosa darah selama kurun waktu tertentu setelah seseorang mengonsumsi pangan.
Contohnya, konsumsi karbohidrat, jika berbeda jenis pangan, maka respons glikemik akan berlainan. Kadar glukosa darah yang cepat naik termasuk indeks glikemik tinggi. Sedangkan pangan yang menaikkan kadar glukosa darah secara lambat termasuk indeks glikemik rendah. Ada pula kategori itu juga disebut indeks glikemik sedang.
Nilai indeks glikemik dihitung berdasarkan perbandingan antara grafik variabel (kurva) kenaikan glukosa darah setelah mengonsumsi pangan. Ada juga kurva fluktuasi dari penyerapan glukosa dalam darah. Kurva fluktuasi dijadikan acuan dalam perhitungan nilai indeks glikemik suatu produk pangan. Tinggi atau rendah indeks glikemik pangan dibedakan berdasarkan kecepatan pencernaan dan penyerapan glukosa juga fluktuasi.
Pangan dengan indeks glikemik rendah akan lambat dicerna. Peningkatan kadar gula juga cenderung lambat. Ukuran itu dihitung berdasarkan skala nol hingga 100. Indeks glikemik dibagi menjadi tiga tingkatan. Peringkat rendah berkisar antara 0 hingga 55. Peringkat sedang antara 56 hingga 69. Tingkatan tertinggi angka 70 hingga lebih.
TIKA AYU