Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Buat yang hobi main Instagram atau media sosial lain pasti pernah menemukan tipe orang yang senang memberi komentar di hampir setiap unggahan Anda. Pakar menyebut kebiasaan ini sangat tak dianjurkan, bahkan terkesan sebagai penguntit atau terobsesi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika kebiasaan ini berlebihan dan membuat pengunggah tak nyaman, maka hal ini harus menjadi perhatian," ujar Cecille Ahrens, pekerja sosial klinis, dikutip dari USA Today.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah "si tukang nyahut" pun jadi tren, bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan. Mereka memberi perhatian berlebih dan tidak semestinya pada seseorang di media sosial, secara publik maupun pribadi.
"Bisa jadi ini sinyal perhatian, apakah ingin mencari pasangan romantis atau sahabat, tapi bisa juga dianggap berlebihan dan terlalu ikut campur," jelas Maryanne Fisher, pengajar psikologi di Universitas St. Mary di Kanada. "Yang lebih buruk, bisa juga hal ini dianggap sebagai sikap posesif, selalu pertama memberi komentar seolah ingin menunjukkan kepada orang lain betapa pentingnya dia."
Menurut Ahrens, ada beberapa hal yang mungkin menjadi pemicu:
-Ia memang tak peduli dengan perilakunya (mungkin orang yang agak tua dan kurang familiar dengan etika bermedia sosial zaman sekarang).
-Mungkin ia penggemar fanatik atau pendukung merek atau influencer tertentu.
-Mungkin ia ingin menunjukkan perilaku penguntit dan tak stabil secara emosional atau mental.
-Ia mungkin punya agenda tertentu dan bukan sekedar penggemar.
"Mereka mungkin tak mengikuti banyak orang dan jarang membuka media sosial. Bisa juga karena efek paparan, mereka terpapar konten lebih cepat dari para pengikut lainnya," kata Fisher.
Bagaimana menghentikan kebiasaan ini?
Jika merasa punya kebiasaan seperti itu, berikut cara menghentikannya.
"Tindakan lebih penting daripada cuma bicara, jadi coba tahan diri untuk tak memberi komentar dulu. Mungkin maksudnya ingin memberi perhatian tapi bisa dikira terlalu posesif dan memunculkan pandangan negatif," ujar Fisher.
Bisa juga dengan cara berhenti dulu bermain media sosial. Ahrens menambahkan pelaku harus bertanya pada diri sendiri apa maksudnya melakukan hal itu, memberi komentar atau tanda suka pada sesuatu yang tidak ada kepentingan dengannya.
Pilihan Editor: Perlunya Edukasi untuk Cegah Pesta Seks