Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Mengenal Lebih Jauh tentang Daging dan Telur Ayam

Ayam sudah menjadi santapan kita hampir setiap hari. Jadi, tak ada salahnya mengetahui lebih jauh soal daging dan telurnya.

30 Juli 2016 | 11.01 WIB

Ilustrasi peternakan ayam/ayam petelur. TEMPO/Fahmi Ali
Perbesar
Ilustrasi peternakan ayam/ayam petelur. TEMPO/Fahmi Ali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ayam adalah sumber makanan hewani yang banyak dikonsumsi sehari-hari. Daging ayam dimasak dengan berbagai variasi, mulai dari digoreng, diopor, disemur, sampai dibuat soto. Begitu juga dengan konsumsi telur yang beraneka ragam, seperti direbus, didadar, diceplok, dan dibuat orak-arik, serta campuran untuk adonan kue.

Tingginya permintaan daging ayam juga memunculkan beragam pendapat. Ada yang menyebut ayam kampung lebih baik dari ayam negeri, dan ayam yang hidup dilepas bebas lebih baik daripada yang dipelihara atau diternak di dalam kandang.

Sonia Yun Liu, seorang pengajar di bidang nutrisi daging unggas di Universitas Sydney, Australia, menjelaskan mengenai ayam dan telur, seperti yang ditulisnya untuk The Conversation.

Haruskah kita membeli daging ayam yang bebas hormon?
Banyak produsen ayam di Australia dan Inggris yang tidak menyuntikkan hormon pertumbuhan pada ternak ayam mereka, dan hal itu sudah dilakukan selama puluhan tahun dan sudah dikonfirmasikan oleh Department of Agriculture, Fisheries and Forestry di Australia.

Apakah ayam dimodifikasi secara genetik agar cepat besar?
Tak ada pemalsuan genetik pada ayam (di Australia). Daging ayam sekarang memang lebih cepat besar dibanding pulhan tahun lalu dan hal itu dikarenakan pemilihan bibit yang selektif dan nutrisi yang lebih baik.

Apakah ayam yang hidup bebas lebih bahagia dan sehat?
Tak selalu. Sebaliknya, ayam yang dilepas bebas lebih rentan terkena penyakit, terluka, dan mati lebih cepat. Di Inggris, ayam yang hidup bebas tingkat kematiannya mencapai 8-10 persen, sedangkan ayam yang hidup di kandang hanya 2-4 persen. Ayam yang dilepas bebas juga sering berhubungan dengan unggas lain yang bisa menularkan flu burung, dan unggas tersebut bisa mati akibat terlalu banyak memakan rumput.

Apakah ayam yang hidup bebas atau organik rasanya lebih enak?
Hanya sedikit data yang menyatakan ayam organik atau yang hidup bebas rasa dagingnya lebih enak daripada ayam ternak. Jadi, bila ada yang bilang ayam yang lebih banyak bergerak dagingnya lebih empuk itu hanya mitos.

Bagaimana ayam ternak diperlihara?
Semua ayam yang ada di peternakan hidup dalam kandang besar yang lantainya penuh butiran beras dan ampas gergaji. Ayam-ayam itu tidak dipelihara dalam sangkar kecil. Jadi, mereka juga punya ruang untuk berjalan-jalan seperti ayam yang hidup bebas atau organik.

Kenapa ada ayam yang dagingnya berwarna kuning?
Di beberapa tempat, ayam yang lemak dan kulitnya kuning dianggap berkualitas lebih baik. Namun kepercayaan itu tidak benar. Tingkat warna kuning pada daging, kulit, dan kuning telur itu tergantung pada kadar beta karoten pada makanan ayam. Ayam yang diberi makanan dengan bahan dasar jagung, yang mengandung beta karoten tinggi, akan berwarna kuning.

Kenapa ada telur yang putih dan coklat?
Warna kulit telur adalah hasil pigmentasi selama pembentukan telur dan tergantung pada bibit ayam. Nutrisi yang terkandung pada telur tergantung apa yang dimakan si ayam, bukan dari warna kulitnya.

PIPIT

Berita lainnya:
Cara Mengatasi Kebiasaan Buruk Anak
Jangan Buang Kantong Teh, Bermanfaat buat Kulit
Apa Saja yang Disembunyikan Suami dari Istrinya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yayuk Widiyarti

Yayuk Widiyarti

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus