Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang narsisis di sekitar kita, begitu juga ragamnya. Salah satunya narsisis spiritual yang sering menggunakan agama sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain. Jika Anda mengajukan pertanyaan, orang narsis itu akan mengkritik keyakinan, praktek spiritual, dan moral Anda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti semua orang narsis lainnya, narsisis spiritual juga kurang empati dan hanya peduli pada dirinya sendiri.
"Mereka bertindak seperti Tuhan dan jika Anda tak berlaku seperti keinginan mereka, maka Anda akan disebut melawan Tuhan. Mereka menempatkan dirinya di antara Anda dan Tuhan serta mengklaim jika Anda tak melakukan apapun yang mereka inginkan maka Anda akan disebut orang yang tak taat beragama atau jahat. Mereka tak pernah mempraktekkan yang mereka khotbahkan," papar Chelsey Cole, psikoterapis dan penulis If Only I'd Known: How to Outsmart Narcissists, Set Guilt-Free Boundaries, and Create Unshakeable Self-Worth.
Kenali cirinya
Dalam skenario ekstrem, narsisis spiritual mungkin akan membentuk seperti aliran atau pemimpin aliran spiritual, jelas Stephanie Sarkis, psikoterapis dan penulis Healing from Toxic Relationships: 10 Essential Steps to Recover from Gaslighting, Narcissism, and Emotional Abuse.
Berikut ciri narsisis spiritual menurut Cole, dilansir dari USA Today:
-Menolak masukan
-Cepat menghakimi orang.
-Selalu memberi alasan spiritual kenapa mereka benar dan Anda salah.
-Merasa hubungannya dengan Tuhan lebih baik dari orang lain.
-Melakukan pelecehan dengan mengatakan tindakannya atas kehendak Tuhan.
-Mengaku Tuhan telah memilih mereka untuk posisi berkuasa atau sebagai pemimpin komunitasnya.