Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Surabaya - Mereguk kuah soto yang hangat rasanya pas untuk memulai hari. Apalagi ketika Anda tengah melancong ke Surabaya, Jawa Timur. Kota pahlawan ini akan menyuguhi anda menu andalan soto koya Lamongan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Warung-warung soto Lamongan dapat ditemui dengan mudah. Keberadaannya menjamur, baik di tepi maupun tengah kota. Bahkan, ketika Anda mendarat di Bandar Udara Internasional Juanda, aroma kuliner kuah Nusantara itu seperti sudah menyapa, menanti untuk dilahap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Depot soto Cak Har yang berjarak 17 kilometer dari Bandara Juanda, menjadi pilihan tempat sarapan Tempo pada Jumat, 6 April, untuk memulai pelancongan. Lokasi strategis yang berada di jalur penghubung bandara-kota menjadi salah satu alasan kuat buat mampir.
Tentu hanya bertenggat beberapa waktu setelah memilih tempat duduk, pramusaji bakal menghampiri. Ia menawarkan menu soto ayam petelur dengan bagian yang bervariasi. Ada soto hati, soto kulit, dan soto paha. Bisa juga Anda melayangkan permintaan soto dengan komplemen spesial, misalnya soto kepala atau tulang.
Bila datang terlalu pagi, memilih soto dengan daging bagian paha rasanya tepat. Selain akan membangkitkan selera makan, Anda tak perlu ripuh menyantapnya.
Jika soto pesanan Anda mendarat di meja, jangan terburu-buru menyendok ampasnya. Seruput dulu kuahnya yang kental. Rempah-rempah kaya rasa seketika akan menggoyang lidah. Sedangkan citarasa gurih dari bumbu-bumbu yang royal tak khayal akan memperbaiki suasana hati.
Ada karakter khas yang melekat pada kuah soto Lamongan, yakni kental seperti santan dan berwarna kuning. Tentu, warna kuningnya berasal dari kunyit. Tapi, apakah kentalnya kuah berasal dari santan?
"Tidak memakai santan. Ini memakai kemiri," tutur Jumali, pramusaji di depot Soto Cak Har, saat ditemui Jumat pagi. Kemiri akan mengikat bebumbuan sehingga membikin kuah menjadi medok, tak encer. Sedangkan rasa gurih serupa karakter santan berasal dari daun bawang yang melimpah.
Suapan demi suapan, kuah soto Lamongan yang hangat, ditambah sambal merah merona, bakal membikin bulir-bulir keringat keluar. Apalagi ditambah koya khas Jawa Timur atau bubuk tambahan yang terbuat dari kerupuk udang dan bawang putih. Gurihnya nampol sampai pangkal lidah.
Soun biru khas Surabaya yang tak lupa dicampur dalam mangkuk pun seketika akan membuat sensasi makan soto khas Jawa Timur terasa sempurna.
Bila Anda merasa semangkuk soto Lamongan yang berisi ayam dan soun masih sepi, cobalah tambahkan telur rebus atau jeroan kering. Semisal usus atau hati. Harga untuk sepiring soto ayam berkisar Rp 20 ribu; baik dengan pilhan paha, hati, kulit, atau lainnya. Sedangkan harga jeroan tambahan berkisar Rp 10 ribu.
Warung soto Cak Har yang berlokasi di Jalan Ir. Soekarno, Surabaya, atau Merr 2 buka mulai pukul 06.00 sampai 02.00 dinihari.
Artikel lain: Gelak Tawa Para Bocah di Kampung Merah Putih Tual