Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mimpi merupakan bunga tidur. Biasanya, seseorang akan mengingat seluruh atau sebagian mimpi yang ia alami. Namun ada pula sebagian orang yang mengaku tidak ingat sama sekali apakah ketika tertidur mereka bermimpi atau tidak.
Sebuah studi yang dilakukan Rubin Naiman bertajuk "Dreamless: The Silent Epidemic of REM Dream Loss" menemukan tidak bermimpi selama tidur merupakan tanda buruk untuk tubuh. "Banyak masalah kesehatan disebabkan hilangnya kenyamanan tidur. Paling tidak, mimpi tidak muncul karena kualitas tidur yang kurang," kata Rubin.
Lebih lanjut, Rubin menerangkan, jika seseorang tidak bermimpi ketika tertidur, artinya orang tersebut tidak mengalami siklus tidur yang benar. Mimpi hanya muncul jika manusia telah memasuki mode rapid eye movement (REM) atau periode tidur yang ditandai dengan pergerakan mata dan hilangnya kekuatan otot.
Baca juga:
Hadiri Pesta Kahiyang Ayu, Gibran Dibanjiri Permintaan Selfie
Ada 70 Jangkrik di Setiap Roti Ini, Proteinnya Tinggi, Rasanya?
Kesenian Tradisi Beraroma Mistis Ini Bisa Memanggil Jin
"Biasanya, seseorang akan mengalami REM sampai larut malam karena saat itu tubuh memprioritaskan tidur nyenyak. Namun, jika tidak mengalami REM dengan benar, orang itu akan cenderung atau tengah mengalami masalah kesehatan fisik dan emosional, seperti kerusakan sistem kekebalan tubuh, masalah ingatan, halusinasi, hingga depresi," ujarnya.
Karena itu, Rubin mengingatkan seseorang setidaknya harus tidur selama 7-9 jam per hari untuk meraih tidur yang berkualitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini