Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mati Sia-sia di Kehidupan Kedua

Sebagian dari 226 anjing yang diselamatkan dari perdagangan daging anjing mati di penampungan. Benarkah karena rabies?

25 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sebanyak 200-an anjing diselamatkan dari truk jagal di Semarang pada 6 Januari lalu.

  • Anjing-anjing itu kini menghuni penampungan sementara di Kota Tua Semarang.

  • Sebanyak 15 anjing mati.

Sebanyak 226 anjing ini ibarat menjalani kehidupan kedua. Mereka selamat dari jagal berkat pengintaian dan laporan aktivis satwa, Christian Joshua Pale dkk, sehingga truk pengangkut mereka disetop polisi di Semarang pada 6 Januari lalu. Polisi menahan sopir truk dan pendampingnya dengan tuduhan penyiksaan hewan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat diamankan petugas Kepolisian Resor Kota Besar Semarang dan Christian, 11 anjing ditemukan mati di bak truk. Penyebabnya adalah heat stroke, kondisi cedera panas serius yang berisiko kematian. Kabar buruk itu berlanjut. Ada 15 anjing yang mati dalam perawatan. "Positif cacing jantung," kata Christian kepada Tempo, Selasa, 23 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip American Heartworm Society, cacing jantung hidup di paru-paru, jantung, dan pembuluh darah. Penyakit ini tergolong serius dan bisa mematikan. Umumnya menyerang anjing, kucing, dan musang. Penyakit ini tersebar ke manusia lewat gigitan nyamuk yang mengandung darah yang terkontaminasi cacing jantung.

Petugas kepolisian mengecek kondisi anjing yang diselamatkan dari kasus penyelundupan di Semarang, Jawa Tengah, 10 Januari 2024. ANTARA/Makna Zaezar

Christian mengatakan, untuk meminimalkan penularan, kini anjing-anjing itu tidur dalam kandang terpisah. Saat ini mereka ditempatkan di kandang terpisah. Sebelumnya, Vicky Kristiawan, dokter hewan relawan yang memeriksa 200-an anjing, mengatakan separuh dari anjing-anjing itu menderita diare. “Puluhan terkena cacing pita dan cacing jantung,” ujarnya

Menurut Christian, gejala diare pada anak-anak bulu itu sudah membaik. Luka akibat jerat tali juga telah mengering. Hal itu ditunjukkan dengan feses mereka yang mulai padat. Namun beberapa di antaranya masih mengalami diare akibat penyakit parvo yang menyerang saluran pencernaan.

Sementara itu, ada satu anjing yang mati di dalam truk dan positif rabies. Hal itu diketahui dari hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta. Para aktivis pencinta binatang yang melakukan pendampingan pun diketahui sudah mendapat suntikan vaksin rabies sebagai bentuk kewaspadaan. Namun, menurut Christian, setelah dua pekan dalam pengawasan, belum ada anjing lain yang menunjukkan gejala rabies.

Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang Komisaris Andika Dharma Sena mengatakan anjing-anjing tersebut akan segera dipulangkan ke Jawa Barat. Hal itu karena adanya temuan satu kasus positif rabies serta banyaknya anjing yang terinfeksi virus parvo dan cacing jantung. Kepolisian Semarang pun diketahui mengecek perizinan tempat yang akan menjadi lokasi penampungan ratusan hewan tersebut.

JIHAN RISTIYANTI | ANTARA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus