Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Nusyirwan Ismail Meninggal: Lelah Picu Stroke? Cek Kata Dokter

Calon Wakil Gubernur Kalimantan Timur Nusyirwan Ismail meninggal, Diduga stroke. Sempat kelelahan hingga pingsan. Apa pemicu stroke kata dokter?

28 Februari 2018 | 16.35 WIB

Ilustrasi stroke. healthline.com
Perbesar
Ilustrasi stroke. healthline.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nusyirwan Ismail dikabarkan meninggal akibat stroke. Sebelumnya Nusyirwan menjalani perawatan di rumah sakit dan sempat mengalami kelelahan hingga pingsan usai melakukan kunjungan ke sejumlah daerah untuk sosialisasi program atau kampanyenya. Nusyirwan dikenal sebagai Calon Wakil Gubernur Kalimantan Timur.

Menurut dokter spesialis saraf, Yuda Turana, secara umum stroke dibagi menjadi dua jenis. Stroke pendarahan dan stroke sumbatan. Stroke pendarahan terjadi saat pembuluh darah pecah akibat tekanan darah yang mendadak tinggi.

Baca juga:
Aquagenic Urticaria : Penyakit Langka Anti Air, Intip Gejalanya
Nusyirwan Ismail Meninggal, Tilik 7Jurus Cegah Stroke
Mulan Jameela Pakai Softlens : Keratitis Mengintai, Apa Itu?

Yuda pun menjelaskan proses terjadinya stroke akibat pecahnya pembuluh darah, “Saya ibaratkan, pembuluh darah seperti pipa. Pipa ini dari mulai kita lahir hingga dewasa, tidak berganti dan berubah, hanya itu saja. Seperti selang, lama-kelamaan ‘kan pipa pembuluh darah ini juga akan mengeras, tidak elastis lagi, dan cenderung akan semakin menyempit.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Penyempitan terjadi karena terdapat endapan lemak juga tekanan yang tinggi. Nah, ketika suatu waktu ada tekanan yang tiba-tiba diluar hal biasanya, entah saat ngeden atau marah, peningkatan tekanan yang mendadak ini yang berisiko untuk pecah. Terlebih pada usia lanjut, faktor risiko ini meningkat, ungkap Yuda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beda halnya pada stroke akibat sumbatan pembuluh darah, “Kembali lagi, pembuluh darah semakin lama akan semakin mengecil, lalu misalkan suatu ketika seseorang memiliki kolesterol yang sangat tinggi. Hal itu disebabkan karena gumpalan lemak yang melewati aliran darah menyumbat salah satu area dalam tubuh. Akhirnya, menyebabkan penyumbatan,” ucap dokter yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya ini.

Lalu, apa yang memicu terjadinya stroke? Apa saja faktor-faktornya?

Stroke yang berujung kematian dikatakan sebagai kematian yang mendadak. Yuda menambahkan, hal ini terjadi karena adanya faktor risiko, atau disebut akibat multifaktor. Terlebih, bila seseorang juga memiliki risiko faktor penyakit vaskular, mulai dari kegemukan, kolesterol, diabetes, darah tinggi, termasuk genetik. Maka, tingkat risiko penyakit vaskular, tidak hanya stroke, akan lebih tinggi.

Mudahnya, ada dua jenis faktor risiko penyakit, dalam hal ini stroke.

Faktor risiko yang tidak bisa diubah. Hal ini mencakup usia, gender, juga genetik(riwayat penyakit keluarga)

Faktor risiko stroke yang bisa diubah. “Faktor risiko yang bisa diubah berhubungan dengan pola hidup, seperti hipertensi, diabetes, obesitas, juga stress,” kata Yuda. Stres dalam hal ini juga mencakup rasa lelah berlebih atau capek. Namun, rasa lelah berlebih yang dimaksud sebagai salah satu faktor risiko adalah kelelahan baik pada aspek psikis maupun fisik. Di beberapa penelitian besar, lanjut Yuda, aspek psikis memang mempengaruhi kondisi fisik.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus