Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian yang dilakukan oleh Tim FKUI dan RSCM mengungkapkan tes swab Covid-19 melalui dubur memiliki sensitivitas yang lebih rendah dibandingkan metode nasofaring. Penelitian ini menganalisis 136 subjek sebagai bagian dari penelitian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Spektrum klinis manifestasi COVID-19 dalam penelitian ini adalah tipikal pasien rawat inap, dengan 25 persen tergolong kasus ringan, 14,7 persen dalam kondisi berat, dan 12,5 persen subjek tergolong mengalami sindrom gangguan pernapasan akut. Jika dibandingkan dengan swab nasofaring sebagai spesimen standar untuk deteksi reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) antigen SARS-CoV-2, sensitivitas dan spesivisitas dari tes swab di dubur masing-masing adalah 36,7 dan 93,8 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nilai prediksi positif dan negatif masing-masing adalah 97,8 dan 16,5 persen. Kinerja usap anal tetap sama ketika hanya subkelompok pasien dengan gejala gastrointestinal (n=92, 67,6 persen) yang dianalisis (sensitivitas 40 persen dan spesifisitas 91,7 persen).
"Kesimpulan spesimen swab anal memiliki sensitivitas rendah (36,7 persen) tetapi spesifisitas tinggi (93,8 persen) untuk mendeteksi antigen SARS-CoV-2 dengan RT-PCR," tulis penelitian yang dipublikasikan di scholar.ui.ac.id itu.
Hanya satu hasil positif tambahan yang ditemukan dengan usap anal di antara kelompok negatif usap nasofaring. Karena itu, mereka menyimpulkan usap dubur mungkin tidak diperlukan sebagai tes tambahan pada awal pemeriksaan diagnostik pasien dan RT-PCR swab nasofaring tetap sebagai tes diagnostik standar untuk Covid-19.
Adapun desain studi deskriptif observasional yang dilakukan dalam penelitian itu mencakup suspek atau kemungkinan kasus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, dilakukan di Rumah Sakit Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Ciputra, Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Data epidemiologi, klinis, laboratorium, dan radiologi diperoleh spesimen swab nasofaring dan anal dikumpulkan untuk deteksi RNA virus corona.