Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Penyebab Orang Depok Banyak Terjangkit HIV/AIDS

Sebanyak 30 persen karena penggunaan jarum suntik.

30 Oktober 2015 | 16.26 WIB

Penyanyi Vidi Aldiano menghadiri konfrensi pers dalam peluncuran single lagu terbarunya Membiasakan Cinta di kawasan Senopati, Jakarta, 1 Desember 2014. Vidi Aldiano bersama Nino RAN, Lale Ilham dan Amar Maliq and D`essentials akan mendonasikan sebagian k
material-symbols:fullscreenPerbesar
Penyanyi Vidi Aldiano menghadiri konfrensi pers dalam peluncuran single lagu terbarunya Membiasakan Cinta di kawasan Senopati, Jakarta, 1 Desember 2014. Vidi Aldiano bersama Nino RAN, Lale Ilham dan Amar Maliq and D`essentials akan mendonasikan sebagian k

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Depok - Komisi Penanggulangan AIDS Kota Depok memperkirakan ada sekitar 48.800 orang penderita HIV di kota ini. Data tersebut didapatkan dari pendataan penderita HIP sejak 2012 sampai Agustus 2015.

Sekretaris KPA Heri Kuntowo mengatakan telah menemukan 488 penderita HIV. Berdasarkan data hitung-hitungan badan kesehatan dunia setiap satu orang terinfeksi di belakangnya ada seratus orang juga yang terkena penyakit yang belum ada obatnya ini.

"Artinya yang terkena HIV di Depok sudah mencapai 48 ribuan. Itu yang terdata. Penyakit ini seperti fenomena gunung es," kata Heri, Jumat, 30 Oktober 2015.

Ratusan Hijaber Terkena HIV/AIDS, Ini Penyebabnya

Ia menuturkan 70 persen penderita HIV di Depok disebabkan perilaku heteroseksual dan 30 persen karena penggunaan jarum suntik. Bahkan dari jumlah yang telah ditemukan ada 28 orang meninggal karena HIV.

Komisi saat ini telah memfasilitasi untuk pemberian jarum suntik bagi penyalah guna narkoba yang direhabilitasi. Soalnya, pengguna narkoba yang menderita HIV, mayoritas menggunakan satu jarum suntik bersama.

Berbagai cara telah dilakukan Komisi untuk menanggulangi penyakit melalui pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. Menurutnya, sangat sulit mengenali penderita HIV, tanpa melalui tes kesehatan. "Penderita HIV sulit dibedakan. Kecuali penderita AIDS yang mudah dikenali," ujar Heri.

Penyakit Paling Mematikan, TBC Salip HIV/AIDS

Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Depok Engkos Kosidin mengatakan berdasarkan survei terakhir yang telah dilakukan pihaknya bersama Universitas Indonesia pada 2012, ada tiga dari seratus orang yang sudah memakai teratur narkoba. Tes ini dilakukan kepada siswa dan mahasiswa. "Narkoba yang paling banyak digunakan di Depok adalah sabu-sabu," ujarnya.

Untuk tingkat pelajar dan mahasiswa mayoritas yang kecanduan memakai obat penenang dan ganja. BNN telah melakukan rehabilitasi para penderita narkoba berdasarkan instruksi presiden. Depok mendapat jatah 750 penderita yang harus direhabilitasi dari seratus ribu penderita di tingkat nasional. "Baru tercapai 54,1 persen dari yang ditargetkan. Itu pun kebanyakan orang Bekasi yang direhabilitasi di Depok," ujarnya.

Peneliti Ini Klaim Temukan Vaksin HIV/AIDS

Orang Bekasi direhabilitasi di Depok karena tidak memiliki BNN tingkat kota sehingga Bekasi mengekor ke Depok. Para pecandu narkoba saat ini direhabilitasi di pesantren, RSKO, dan Lido, Jawa Barat. "Yang penting edukasi dan peran keluarga bagi mereka yang sudah kecanduan," kata Engkos.

IMAM HAMDI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagja Hidayat

Bagja Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Alumni IPB University dan Binus Business School. Mendapat penghargaan Jakarta Jurnalis Award dan Mochtar Lubis Award untuk beberapa liputan investigasi. Bukunya yang terbit pada 2014: #kelaSelasa: Jurnalisme, Media, dan Teknik Menulis Berita. Sejak 2023 menjabat wakil pemimpin redaksi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus