Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mengalami kembung setelah makan. Namun, jika perut kembung terjadi setiap kali makan, Anda harus mencari bantuan medis, kata gastroenterolog dari Cedars-Sinai, Dr. Ali Rezaie.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beberapa orang mengalami kembung lebih sering dari yang lain dan itu dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), intoleransi makanan, siklus menstruasi, makan terlalu cepat, dan terlalu banyak serat. Salah satu penyebab kembung yakni pertumbuhan bakteri usus kecil yang berlebihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Setelah makan, bakteri ini memfermentasi makanan, terutama karbohidrat, dan menghasilkan berbagai produk samping dan gas seperti metana, hidrogen, dan hidrogen sulfida," kata Rezaie, seperti dikutip dari Insider.
Gas-gas ini di dalam usus dapat bermanifestasi sebagai kembung. Jika mengembangkan sindrom iritasi ini, Anda mungkin mengalami kembung yang signifikan setelah makan. Selain perut buncit, gejala lain yang harus diwaspadai yakni perubahan kebiasaan buang air besar, sendawa, perut kembung yang berlebihan, ketidaknyamanan perut, perubahan berat badan, mual, muntah, dan ada darah dalam tinja. Berikut empat cara yang bisa dilakukan demi menghindari perut kembung.
Beri jeda antara waktu makan
Usus kecil menjaga dirinya tetap bersih dengan memindahkan makanan yang tidak tercerna ke usus besar dan ini terjadi setiap dua jam sekali saat kita tidak makan. Jadi, sebaiknya tunggu beberapa jam setelah setiap makan atau ngemil sebelum makan lagi jika memungkinkan.
Makan perlahan
Anda menghirup lebih sedikit udara dengan mengunyah makanan lebih lama dan makan perlahan, kata ahli gastroenterologi Hardeep Singh. Lebih sedikit udara berarti lebih sedikit kembung.
Minum lebih banyak air
Mengonsumsi terlalu banyak natrium dapat menyebabkan perut kembung dan minum banyak air dapat membantu mengeluarkannya.
Diet rendah fermentasi
Rezaie mengatakan memakan hidangan dengan fermentasi rendah dapat membantu mengurangi gejala akibat pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil. Tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan, menurut konsultan ahli diet gastroenterologi Kirsten Jackson. Makanan yang sangat mudah difermentasi, seperti pemanis buatan, kacang-kacangan, kembang kol, dan brokoli, menghasilkan gas, jadi mengurangi asupannya bisa membantu.
Namun, perlu diingat kacang-kacangan, kembang kol, dan brokoli memiliki banyak manfaat kesehatan lain, termasuk menyediakan serat yang penting untuk kesehatan usus. Jadi, Anda tidak boleh sama sekali berhenti mengonsumsinya.
"Sebagai aturan praktis, diet dengan lebih sedikit karbohidrat dan lebih banyak protein menyebabkan kembung lebih sedikit," kata Rezaie. Jika tidak yakin atau sering merasa kembung sampai terasa sakit, temui dokter yang mungkin akan meresepkan obat, diet, atau perawatan lain.