Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Benarkah menjadi ayah telah menghancurkan keperkasaan Andy Murray di lapangan tenis? Sejak kelahiran anak pertamanya, Sophia, Februari 2016, petenis nomor dua dunia itu selalu tersingkir sebelum final di tiga turnamen yang diikutinya.
Berita yang beredar belakangan ini membuat kuping Murray panas. Meski sekarang sering kalah dan terlihat makin emosional di lapangan, petenis Britania Raya itu mengaku keluarga adalah prioritas utamanya saat ini dan bukan alasan yang membuat performanya menurun.
Menurut beberapa pengamat, sejak kelahiran Sophia, Murray hanya bisa menang dua kali. Istrinya, Kim, sudah membaca berbagai artikel itu dan mengadu kepada suaminya.
Dalam wawancara dengan Sports Mail, Murray tak mau menyalahkan kelahiran bayinya sebagai perusak permainannya. "Pendapat itu sungguh sangat buruk. Bukan itu Masalahnya. Kenapa hal ini menjadi persoalan?" ujar pemain kelahiran 15 Mei 1987 itu.
Menurut dia, menjadi orang tua justru mengubah hidupnya dan telah membantu performa banyak atlet tenis top lain. Bagi dia, menjadi orang tua bukan masalah. Prioritas utamanya sekarang adalah menjadi ayah yang baik.
"Saya hanya tampil buruk di dua turnamen dan tak terlalu mempermasalahkannya. Saya memang masih kecewa dengan performa saya di tenis, tapi saya bahagia dengan kehidupan di rumah," tutur juara Olimpiade 2012 itu.
Murray tak bisa mengikuti jejak rivalnya, Novak Djokovic, yang penampilannya tetap perkasa di lapangan seusai kelahiran anak pertamanya, Stefan, pada November 2014. Jadi memang tak ada alasan untuk menyalahkan anak, bukan?
PIPIT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini