Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan cinta merupakan karunia yang indah. Sebagai makhluk sosial, kita pasti ingin memiliki pasangan yang perhatian, bahkan berharap hubungan yang dibina bisa bertahan lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebagian besar wanita pun berharap mendapat pasangan ideal yang selalu menunjukkan cinta. Memberikan perhatian juga bisa menjadi tanda ia serius mencintai. Namun, apabila terdapat sifat berlebihan yang cenderung manipulatif ketika pasangan menunjukkan cintanya secara berlebihan, itu bukan romantis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perilaku berlebihan dalam memberikan perhatian dan kasih sayang ternyata bisa berbahaya. Pernahkah Anda mendengar istilah love bombing? Love bombing merupakan sifat berlebihan yang diberikan seseorang untuk menunjukkan perhatian, kasih sayang, dan rasa kagum dengan tujuan memanipulasi hubungan. Dengan membuat pasangan merasa istimewa, pelaku love bombing akan melancarkan maksud tertentu.
Para pelaku love bombing biasanya tidak menyadari apa yang dilakukan. Mereka akan berusaha mendapatkan seseorang yang disukai hingga muncul perasaan aman dalam hubungan. Namun, setelahnya mereka akan berubah menjadi kasar, manipulatif, dan sulit dipahami.
Mereka akan meminta sesuatu dari pasangan dengan alasan cinta dan kasih sayang. Bagi pelaku love bombing, setiap hubungan memiliki aksi imbal-balik sehingga apabila ia memberikan kasih sayang, maka pasangan harus menuruti apa yang dimauinya. Tanpa disadari, hubungan dengan pelaku love bombing akan membuat Anda merasa berutang dan harus dibalas dengan hal sama atau lebih besar lagi.
Ternyata, tindakan love bombing ini berbahaya karena bisa menyebabkan orang melakukan sesuatu yang merugikan. Bahkan, love bombing disebut masuk ke dalam kategori pelecehan emosional karena adanya bentuk paksaan dari pasangan.
Baca juga: Yang Dirasakan Laki-laki kala Putus Cinta