Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Perokok Pasif Berisiko 4 Kali Lebih Tinggi Terkena Kanker Paru

Bukan hanya perokok aktif, perokok pasif pun berisiko empat kali lipat terkena kanker paru-paru karena masih menghirup zat racun dan karsinogeniknya.

19 Juni 2019 | 09.42 WIB

Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten/Getty Images
Perbesar
Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rokok mengandung tiga zat berbahaya, yaitu nikotin yang membuat kecanduan, toksin alias racun, dan karsinogenik pemicu kanker. Sebatang rokok tembakau mengandung sekitar 4.000 jenis racun dan 60 zat karsinogenik yang bersifat langsung.

Baca juga: Bagaimana Rokok Bisa Meningkatkan Risiko TBC?

Zat-zat berbahaya itu tidak hanya mengancam perokok aktif, tapi juga perokok pasif atau orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok. Salah satu penyakit kanker yang berhubungan langsung dengan rokok adalah kanker paru-paru.

"Risiko kanker paling besar ada pada perokok aktif hingga 13 kali, tapi perokok pasif juga berpeluang terkena kanker paru-paru empat kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok,” kata dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUP Persahabatan, Dr. Sita Andarini, Sp.P (K), Ph.D di Jakarta, Selasa, 18 Juni 2019.

Untuk diketahui, ketika diembuskan perokok, asap bisa bertahan di udara berjam-jam lamanya meski sudah tidak tercium atau terlihat. Racun asap rokok juga bisa menempel di benda-beda yang ada di ruangan, lalu terhirup oleh orang yang kontak dengan benda-benda tersebut.

Bahayanya, banyak perokok pasif yang tidak menyadari dampak tersebut. Akibatnya, mereka lebih cuek dan tidak menjaga kesehatan. “Mereka merasa aman karena tidak merokok,” kata Dr. Sita.

Baca juga: Rokok dan Masalah Gaya Hidup, Penyebab Utama Kanker Usus

Ia menambahkan, banyak pasien kanker paru di RSUP Persahabatan yang sebenarnya tidak merokok, tapi mereka hidup di lingkungan perokok.


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus