Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker penis mungkin terdengar tidak biasa bagi masyarakat Indonesia. Namun, sebuah data menunjukkan bahwa sekitar 13.000 kasus kanker penis terjadi Indonesia setiap tahunnya.
Baca juga: Seks Oral Picu Kanker pada Pria, Simak Kata Ahli
Tingginya kasus kanker penis harus menjadi perhatian para pria. Apalagi kanker ini tak kenal istilah jinak. “Semua kanker penis adalah ganas, tidak ada yang jinak,” kata dokter onkologi Parkway Cancer Centre Singapura, Richard Quek, pada 31 Januari 2019 di Jakarta.
Menurutnya, satu-satunya cara untuk menyelamatkan seorang penderita kanker penis ini adalah dengan diagnosis secara dini. “Karena semuanya ganas, deteksi dini adalah kunci utamanya,” katanya.
Richard menjelaskan, salah satu faktor risiko kanker penis adalah virus HIV yang ditularkan melalui seringnya berganti pasangan. “Jika seseorang sering berganti pasangan, ia sangat rentan terjangkit HIV yang nantinya merujuk kepada kanker penis,” katanya.
Adapun gejalanya antara lain munculnya benjolan, pendarahan dan bau pada penis. “Jika Anda mengalami hal ini, saran saya langsung cek ke dokter sebelum terlambat,” katanya.
Keterlambatan dalam mengetahui dan mengobati kanker penis ini rupanya akan menjadi mimpi buruk bagi para pria. Ini dikarenakan, cara untuk melepaskan kanker dari bagian vital pria ini adalah dengan memangkas habis penis tersebut. “Satu-satunya cara sembuh dan agar bisa tetap hidup adalah memotong penis,” katanya.
Baca juga: Ini Gejala Kanker Prostat yang Sering Diabaikan
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini