Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang WNI di Inggris, Reynhard Sinaga, sedang menjadi buah bibir, menyusul kasus pemerkosaan yang dilakukannya selama menempuh pendidikan strata tiga di Inggris. Menurut Detektif Senior Penyelidikan dari Greater Manchester Police Inspektur, Zed Ali, Reynhard telah terbukti memperkosa 48 orang. Ada pula 195 orang lainnya yang diduga mendapatkan perlakuan serupa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlepas dari kabar tersebut, Reynhard diketahui mengabadikan setiap aksinya. Berdasarkan barang bukti yang berhasil diselidiki, ditemukan 800 video rekaman yang diambilnya sendiri dengan sengaja saat memperkosa korban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, apa yang menyebabkan seseorang dengan tindakan tak terpuji itu senang mengabadikan aksinya? Psikolog Veronica Adesla menjelaskan dua alasan utamanya.
Pertama adalah pelaku ingin menjadikannya sebagai trofi atau penghargaan untuk diri sendiri. Veronica mengatakan, video tersebut tentu akan menjadi tanda keberhasilan setelah menyelesaikan tugasnya.
“Jadilah ini sebagai prestasi dan kebanggan tersendiri atas apa yang dilakukan pelaku,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Kamis, 9 Januari 2020.
Selain itu, tindakan tak terpuji yang diabadikan juga digunakan sebagai koleksi untuk memenuhi kepuasan dan kenikmatan pribadi sebab seringkali, pelaku tidak bisa memenuhi hasrat seksual lantaran belum mendapat korban baru. Dengan adanya video, pelaku bisa menonton kembali hasil kerjanya terdahulu.
“Setelah menonton, mereka kembali mendapatkan kepuasan apalagi kalau mengingat saat melakukannya,” katanya.