Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sapi jenis Peranakan Ongole (PO) milik warga asal Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta terpilih menjadi salah satu sapi kurban Idul Adha Presiden RI Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agus Basuki, pemilik sapi yang dinamakan Anom itu, merawatnya sejak masih berusia 1,5 tahun hingga kini 3,5 tahun di peternakan Sari Lembu Segoroyoso Kabupaten Bantul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Setelah terpilih menjadi sapi kurban Pak Presiden, rencananya nanti Anom akan disembelih saat Idul Adha di Masjid Wonokromo, Pleret Bantul," kata Agus, Kamis 15 Mei 2025.
Pemeriksaan Anom
Agus mengaku awalnya belum ingin melepas Anom. Namun dokter hewan setempat menyarankan agar sapi tersebut ikut seleksi hewan kurban untuk presiden. Ini pertama kalinya Agus mendaftarkan hewan ternaknya untuk mengikuti seleksi kurban presiden. Ternyata sapi kesayangannya yang terpilih diantara puluhan sapi lainnya.
"Rasanya sangat senang dan bangga bisa terpilih, karena proses seleksinya cukup lama, sekitar 2 minggu lebih," kata dia.
Proses seleksi sapi kurban mencakup pemeriksaan fisik dan organ lainnya. Termasuk pemeriksaan sampel feses dan darah. "Alhamdulillah sapi saya masuk kriteria baik bobot dan kesehatannya," kata Agus.
Cara perawatan Anom
Selama ini, sapinya dibesarkan dengan perawatan yang wajar seperti hewan ternak umumnya. Hanya saja, Agus sangat mengutamakan aspek kebersihan dan nutrisi hewan ternaknya itu. Termasuk secara rutin memberikan vitamin agar tak mudah terserang penyakit.
Selan Anom yang berjenis peranakan ongole, Agus juga memelihara beberapa jenis sapi. Mulai dari Sapi Peranakan Simmental (PSS) juga Sapi Peranakan Belgia (SPB). Saat ini, sapinya berjumlah 50 ekor. Bobotnya pun bervariasi, ada yang di atas 500 kilogram, ada pula di bawahnya. Tiap ekor sapi dibanderol dengan harga mulai dari Rp 25-100 juta rupiah.
Sapi kurban presiden itu juga telah dicek langsung kondisinya oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Saktiyana mengatakan sapi kurban presiden milik Agus secara keseluruhan kondisinya sehat dan fisiknya juga tanpa cela.
“Beratnya lebih dari 900 kilogram dan kondisi fisiknya sangat sehat, bersih, dan tampan untuk ukuran sapi," kata Tri.
Sapi milik warga Bantul yang terpilih menjadi sapi kurban Idul Adha 2025 Presiden Prabowo Subianto. Dok. Pemda DIY
Stok hewan kurban
Sementara itu stok hewan kurban untuk Idul Adha di Bantul dan DIY sudah mencukupi. Meskipun terjadi penurunan permintaan untuk hewan kurban apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut Tri, penurunan permintaan hewan kurban 2025 kemungkinan besar dipicu oleh kondisi ekonomi yang sedang lesu, baik global maupun lokal.
“Kalau permintaan turun, justru stok hewan kurban di DIY aman dan harga tidak melonjak tinggi. Sapi-sapi yang datang dari luar daerah juga sudah sangat-sangat dikontrol dengan ketat," ucap Tri.
Para peternak di Kabupaten Bantul menyambut Idul Adha 2025 turut mendatangkan hewan kurban dari luar Yogyakarta, seperti Bali dan Pati, Jawa Tengah. Pengelola peternakan di Bantul, Nur Laili Maharani mengatakan, stok sapi kurban jenis Bali yang sempat tersedia sebanyak 90 ekor sudah ludes terjual. Saat ini, pihaknya masih menunggu pengiriman 100 ekor sapi tambahan dari Bali. “Ini tahun ke-5 kami mendatangkan sapi Bali secara khusus, untuk stok hewan kurban di DIY,"
Sapi Bali yang diternak Nur, memiliki berat 400-500 kilogram. Sebelum 5 Mei 2025, harga sapi hidup Rp70.000 per kilogram. Setelah itu mengalami kenaikan njadi Rp71.500 per kilogram. Harga sapi yang paling banyak diminati berkisar Rp22-23 juta.
Sapi bantuan presiden
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Syam Arjanti menambahkan wilayah DIY mendapatkan delapan ekor sapi kurban bantuan presiden untuk Idul Adha tahun ini.
"Tahun ini DIY dapat lebih banyak sapir kurban dari presiden dibanding tahun-tahun sebelumnya, yang penyalurannya terbagi untuk provinsi satu ekor, lima ekor masing-masing di lima kabupaten/kota, dan tambahan dua ekor dari Istana Kepresidenan," katanya.