Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjalin hubungan dengan sesama lajang mungkin lebih mudah dan hampir bisa dilakukan tanpa pertimbangan yang spesifik. Namun, bagi orang tua tunggal yang harus membesarkan anak, pastinya ini menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan matang-matang hingga menjadikan ide soal cinta terdengar sudah tidak menarik lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Banyak sekali ketakutan dan kecemasan dengan memikirkan berbagai situasi. Anda mungkin saja bertanya-tanya apa yang akan dipikirkan pasangan tentang anak-anak atau apakah Anda dapat mengatur segalanya secara baik dan seimbang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tentu, pertanyaan ini akan sulit ditemukan jawabannya sampai Anda berani untuk mulai berkencan. Padahal, sebagai orang tua tunggal, Anda dapat menemukan orang yang dapat mencintai dan menjalin ikatan dengan anak-anak. Melansir dari bolde.com, berikut beberapa tips untuk memulai hubungan.
Jangan mulai sebelum siap
Tanyakan pada diri apakah sudah siap atau belum sebab ketika menginginkan pasangan yang baik, kita pun harus punya kesiapan yang matang untuk menjadi versi terbaik untuk pasangan karena jika tidak siap maka itu akan berakhir menjadi bencana sehingga penting untuk mengenali diri sendiri dan juga masalah yang ada pada diri.
Penelitian telah berulang kali menunjukkan harga diri yang rendah dapat berdampak negatif pada kebahagiaan atau kepuasan dalam hubungan. Itu juga dapat mengubah cara melihat sesuatu dan persepsi tentang pasangan. Apabila merasa belum terlalu siap maka Anda mungkin perlu memberi waktu kepada diri untuk menyelesaikan masalah sebelum menjalin hubungan.
Temukan apa yang diinginkan
Siapa pun tidak akan mungkin dapat memiliki kehidupan kencan yang sukses jika tidak tahu apa yang diinginkan dari pasangan dan hubungan. Anda harus lebih kritis terhadap sikap-sikap maupun perkataan pasangan. Ingat, semua orang ingin terkesan baik di hadapan pasangan. Jadi, jangan mudah terlena, apalagi berekspektasi tinggi. Anda harus lebih realistis dan sebaiknya bertanya langsung, observasi respons pasangan, dan terus merefleksi diri juga hubungan apakah interaksi yang dijalankan sudah sesuai.
Jangan bandingkan pasangan baru dengan mantan
Membandingkan pasangan baru dengan mantan hanya akan membuat keraguan dan mempersulit hubungan. Tentu hal ini akan mempengaruhi perasaan terhadap pasangan baru. Fokus pada diri sendiri dan bagaimana perasaan dalam hubungan. Nikmati waktu dengan pasangan dan ingatlah bahwa diri sendiri sangat penting bagi satu sama lain dan Anda telah memilih untuk bersama orang lain dan mantan tidak boleh menghalangi itu.
Terbuka tentang anak-anak
Jangan khawatir menceritakan segalanya tentang anak-anak pada pasangan agar ia mengetahui bagaimana harus bersikap dan mengambil hati mereka. Hal ini juga dapat menilai komitmennya dalam menjalin hubungan ketika dihadapkan pada karakter anak. Penting bagi pasangan menyadari anak-anak adalah prioritas dalam hidup dan akan selalu seperti ini. Faktanya, bersikap terbuka tentang ini adalah cara yang baik untuk mengetahui apakah ia cocok untuk Anda.
Jika ia tampak kesal atau tidak nyaman ketika Anda berbicara tentang anak-anak, anggap itu sebagai tanda bahaya. Sementara itu, jangan biarkan cerita anak mendominasi percakapan. Biarkan percakapan menarik lain yang akan membantu Anda melihat apakah ada chemistry di sana.
Bicarakan hal ini dengan anak
Jika sudah cukup besar untuk mengerti, anak-anak harus menyadari soal kehadiran pasangan. Jelaskan kepada mereka jika ia tidak akan pernah menggantikan orang tua mereka yang sesungguhnya dan hilangkan rasa takut anak. Jujurlah sebanyak mungkin dan jawab semua pertanyaan mereka.
Jangan merasa bersalah
Rasa bersalah muncul pada sebagian besar orang tua tunggal ketika memulai hubungan baru. Anda mungkin khawatir anak-anak akan cemburu karena menghabiskan lebih sedikit waktu bersama mereka. Anda bahkan mungkin merasa bersalah karena berani meninggalkan anak dengan orang lain saat sedang bersenang-senang. Ada juga kecemasan karena tidak tahu apakah anak-anak akan menyukai orang baru dalam hidup.
Meluangkan waktu untuk mencintai dan dicintai bukan hal egois. Selain itu, menjalin hubungan bukan berarti tidak memprioritaskan anak. Meskipun akan sedikit berbeda dari yang biasa mereka lakukan, itu akan menjadi yang terbaik.
Luangkan waktu untuk berkencan
Menjadi orang tua tunggal artinya memiliki keterampilan khusus untuk membagi waktu. Anda boleh saja memberikan sebagian besar waktu untuk anak. Namun, jangan lupa luangkan sedikit waktu untuk berkencan untuk semakin mengenal sifat dan perilaku pasangan.
Minta teman dan keluarga untuk membantu
Mungkin Anda memiliki teman tepercaya yang senang menjaga anak-anak. Penting untuk diingat Anda sedang berkencan dengan cara yang kasual. Dalam proses tersebut, anak tidak perlu tahu karena bisa jadi menimbulkan kecemasan jika tahu orang tuanya akan menikah lagi, padahal belum tentu. Jalani dulu proses hingga tahu kelebihan pasangan jika nanti dia benar-benar menjadi ibu atau ayah sambung anak.
Jangan terburu-buru
Dianjurkan untuk tidak mengenalkan langsung pasangan kepada anak hingga yakin ia orang yang potensial untuk jangka panjang. Meski di awal anak-anak biasanya sulit menerima orang baru, di sisi lain anak juga mudah terikat dengan orang baru. Namun, apabila pasangan bukan orang yang tepat, maka hal ini bisa berdampak pada kondisi psikis anak yang menyebabkan anak yang kecewa dan cenderung defensif. Menjadi orang tua tunggal memang tidak mudah sehingga penting sekali untuk mempunyai jadwal serta membagi waktu agar porsinya seimbang.
Jangan lupa me-time
Merawat anak dan mencari nafkah seorang diri tentu cukup berat. Merawat dan memanjakan diri pun tidak bisa dilakukan sesuka hati. Untuk orang tua tunggal, jangan menganggapnya sebagai beban karena Anda masih bisa menikmati me time dengan meluangkan waktu sedikit setiap hari. Merawat diri dengan baik meningkatkan banyak aspek kehidupan dan membantu mengatasi stres dengan lebih baik, misalnya dengan pijat di spa, berkumpul bersama teman, berolahraga, atau aktivitas sosial lain yang sangat membantu.
Belajar bersabar setiap waktu
Tidak ada alasan untuk mulai berkencan sampai semuanya terasa benar. Anda butuh waktu untuk menemukan yang cocok dibanding harus terburu-buru. Keputusasaan dapat menyebabkan Anda menurunkan standar dan membuat keputusan yang buruk.