Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Segarnya Es Krim Batok Kelapa di Street Food Festival Jakarta

Setelah es krim bercampur kopi alias affogato, kini dunia kuliner tengah diramaikan dengan kehadiran es krim batok kelapa.

12 November 2018 | 18.37 WIB

Seporsi es batok kelapa di Jakarta Street Food Festival, Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 12 November 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Seporsi es batok kelapa di Jakarta Street Food Festival, Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 12 November 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah es krim bercampur kopi alias affogato, kini dunia kuliner tengah diramaikan dengan kehadiran es krim batok kelapa. Es krim batok kelapa ini mulanya legendaris di Kota Khatulistiwa, Pontianak. Namun belakangan telah merambah sejumlah kota besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Di Jakarta, es krim batok kelapa mudah dijumpai. Salah satu penjajanya adalah Renaldi, 21 tahun. Renaldi membuka tenan es berwadah kelapa muda itu dari bazaar ke bazaar. Baru-baru ini, ia menjajakan es krim kekinian tersebut di Jakarta Street Food Festival di La Piazza, Summarecon Kelapa Gading.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo menjajal es krim ini pada Senin, 12 November 2018. Renaldi, sang tangan kanan bos pemilik tenan, langsung menawari berbagai rasa es krim. "Ada rasa cokelat, vanila, green tea," kata dia.

Berbagai varian rasa es krim ini memang sedikit membikin bingung. Namun Renaldi menyarankan untuk mencoba es krim rasa cokelat. Katanya, rasa ini paling banyak diburu tamu.

Tak lama setelah memesan, ia langsung meraciknya. Seperti namanya, yakni es batok kelapa, mula-mula yang disiapkan oleh Renaldi adalah wadah es krim tersebut: sebongkah kelapa muda. Kelapa yang tak dikuliti dulu itu dibelah menjadi dua bagian seketika.

Kelapa yang digunakan ialah yang benar-benar masih muda. Airnya dibuang dan tinggal kulit serta dadingnya. Daging kelapa di dalamnya pun masih terlihat sangat empuk untuk dikuliti menggunakan sendok. Setelah itu, ia menuangkan dua scoop es krim cokelat. Menurut Renaldi, es krim yang digunakan ini adalah hasil buatan tangan sendiri.

Ia mengklaim es krimnya tak pakai pengawet. Benar saja, tak dibiarkan lama, es krim itu meleleh bersama air kelapa muda yang masih tersisa. Di atas es krim itu, Renaldi menuangkan sejumlah topping. Di antaranya nangka, kacang merah, dan jeli.

Ketika disesap, rasa es krim cokelat ini lain dari biasanya. Manisnya tak membikin enek, sedangkan rasa susu pada es krimnya tak terlalu mencolok. Lantaran sudah tercampur dengan kelapa, ada sengatan rasa segar dari air kelapa tersebut.

Es krim ini cocok dinikmati berdua lantaran porsinya cukup jumbo. Tanpa makan berat, menu yang seharusnya untuk santapan penutup itu sudah membikin kenyang bila disantap sendiri.

Bila tak terlalu doyan dengan rasa cokelat, pengunjung bisa memilih rasa vanila atau greentea yang memiliki rasa lebih netral. Meski beda rasa, harga yang dibanderol tetap sama. Seporsi batok es krim ini dibanderol Rp 36 ribu. Harga itu sudah termasuk pajak.

Untuk bertransaksi, tamu harus menggunakan kartu khusus. Kartu ini bisa dibeli di gerbang festival dengan harga Rp 25 ribu. Sedangkan Jakarta Street Food Festival ini akan buka saban hari mulai pukul 16.00 WIB hingga petang pukul 22.00. Saat libur akhir pekan, festival ini buka mulai pukul 11.00 WIB hingga 23.00 WIB.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus