Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda pernah mendengar gangguan mental yang disebut shared psychotic? Ini adalah jenis penyakit langka yang terjadi ketika orang yang sehat mulai mengalami delusi yang sama dengan orang terdekatnya yang terkena gangguan mental.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Contohnya, seorang anggota keluarga memiliki gangguan psikotik karena penyakitnya dan dia percaya pada sesuatu yang imajiner dan tidak masuk akal. Namun, pikiran dan perilakunya normal.
Baca juga:
Transgender pun Bisa Sukses Berkarir, Ini 4 Contohnya
Susu Kental Manis, Ini Bedanya dengan Susu Lainnya
Malas Olahraga, Coba Hilangkan Lemak Perut dengan 7 Tips Diet Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang-orang yang menderita gangguan psikotik mengalami kesulitan untuk tetap berhubungan dengan dunia nyata dan mereka tidak dapat menjalankan kehidupan sehari-hari.
Gejala yang paling umum bagi orang yang mengalami gangguan psikotik adalah sering berhalusinasi dan mengalami delusi, termasuk mendengar, melihat atau merasakan hal-hal yang tidak ada. Tanda-tanda gangguan ini mulai mempengaruhi interaksi si penderitanya dengan orang lain dan mengganggu kehidupan sosialnya.
Dilansir dari boldsky.com, Sabtu 7 Juli 2018, gangguan shared psychotic paling sering terjadi dalam waktu yang panjang, di mana si penderita gangguan psikotik lebih dominan dibandingkan orang yang dekat dengannya.
Kedua orang ini cenderung memiliki hubungan emosional yang erat satu sama lain. Gangguan ini juga dapat terjadi pada kelompok orang yang sangat dekat dengan orang yang menderita gangguan psikotik.
Misalnya, ini bisa terjadi dalam aliran sesat jika pemimpinnya adalah seorang psikotik dan pengikutnya terpengaruh delusinya. Para ahli tidak tahu apa penyebabnya tetapi mereka percaya bahwa stres dan isolasi sosial menjadi alasan utama dalam mengembangkan gangguan mental ini.