Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Sherlock Holmes Kembali dengan Buku Raksasa

Otto Penzler seorang Sherlockian, komunitas sastra peneliti Sherlok Holmes, yang menyunting buku koleksi cerita Sherlock terbesar yang pernah ada

6 November 2015 | 18.23 WIB

Serial Sherlock BBC. Kbsez.com
Perbesar
Serial Sherlock BBC. Kbsez.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sherlock Holmes memang tak pernah mati. Setelah dihidupkan oleh Robert Downey Jr. lewat film Sherlock Holmes (2009) dan Sherlock Holmes: A Game of Shadows (2011), seri Sherlock oleh BBC yang dibintangi Benedict Cumberbatch serta film Mr. Holmes (2015) yang dibintangi Ian McKellen, Sherlock kembali ke format awalnya: buku.

Baru-baru ini terbit buku The Big Book of Sherlock Holmes Stories yang disunting oleh Otto Penzler. Menurut Chicago Tribune edisi Kamis, 6 November 2015, buku terbitan Vintage Crime/Black Lizard setebal 789 halaman itu dijual seharga US$ 25.

"Buku raksasa" ini menghimpun 83 cerita pendek tentang Sherlock Holmes dan dokter Watson, sohibnya, yang terbit dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun, dari kisah yang ditulis Sir Arthur Conan Doyle, pengarang Inggris pencipta Holmes; parodi-parodi seperti karya A.A. Milne dan O. Henry, dan karya-karya mutakhir dari berbagai pengarang seperti Neil Gaiman. Ini adalah buku terbesar yang menghimpun cerita Sherlock yang pernah terbit.

Otto Penzler mengaku sebagai Sherlockian, anggota Baker Street Irregulars, komunitas sastra yang khusus mempelajari Sherlock Holmes, selama lebih dari empat dekade. "Saya punya koleksi besar edisi pertama Sherlock Holmes. Jadi, saya penggemar berat Sherlock Holmes selama bertahun-tahun. Saya sudah menyunting banyak antologi lain, tapi dalam banyak cara, ini adalah adalah buku yang saya maksud," katanya kepada Paste Magazine.

Indonesia juga dibanjiri buku-buku Sherlock. anak muda di Indonesia juga meramaikan kegairahan baru terhadap Sherlock ini dengan membangun komunitas Sherlock Holmes Indonesia pada 2010 dan Sherlockian Indonesia (SherlockianID) yang muncul beberapa tahun lalu. "Komunitas ini berdiri sebagai wadah bagi Sherlockian untuk saling bertukar informasi dan berita mengenai Sherlock Holmes," kata Roy Andika, 28 tahun, pendiri Sherlock Holmes Indonesia.

KURNIAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus