Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Miniatur superhero ala Hollywood, seperti Superman, Batman, Spiderman, atau Iron Man bisa saja punya pesaing sebagai benda koleksi. Belum lama ini sudah hadir miniatur yang jauh terasa lebih personal karena diambil dari bentuk diri sendiri ataupun orang terdekat kita. Miniaturnya tak kalah apik dibanding miniatur pahlawan dari Negeri Abang Sam tersebut. Bedanya dengan miniatur para superhero, tentunya sosok yang dibuat miniatur tersebut benar-benar ada dan hadir dalam kehidupan nyata. Semua itu dimungkinkan dengan hadirnya Sugacube.
Didorong rasa penasaran, aktor Agus Ringgo Rahman mendatangi studio Sugacube di kawasan Prapanca Raya, Jakarta. Pria kelahiran 12 Agustus 1982 ini datang bersama istrinya, Sabai Morscheck. Keduanya ingin membuat miniatur 3D mereka berdua sebelum pernikahan digelar. “Buat seru-seruan, sekalian ingin tahu sejauh mana kemiripan hasil dengan aslinya,” tutur Ringgo, yang menikahi Sabai pada awal Juni lalu, kepada Tempo, dua pekan lalu.
Ringgo dan Sabai pun memasuki studio. Dalam salah satu aksi mereka, keduanya berangkulan. Saat itulah, jepretan 75 kamera mengarah ke sekujur tubuh mereka. Jeprat-jepret beres, dan dalam hitungan hari, miniatur Ringgo dan Sabai yang tengah berpelukan pun jadi. Semua detail tergambar. Ringgo mengaku puas. “Kayak megang diri sendiri,” ujar bintang film Get Married ini.
Memiliki miniatur tubuhnya sendiri bersama pujaan hati jelas merupakan pengalaman baru bagi Ringgo. Sensasinya sangat berbeda dengan menyimpan hasil potret diri atau selfie, yang tinggal jepret lalu beres. Apalagi, dalam urusan dengan fulus, harga miniatur di Sugacube memang lumayan mahal.
“Teknologi di Sugacube masih baru dan belum pasaran. Jadi harganya enggak bisa dibilang murah,” ujar Ringgo. Untuk satu buah miniatur berukuran 7-8 sentimeter, konsumen perlu merogoh kocek Rp 700 ribu. Sedangkan ukuran terbesar yang saat ini bisa diproduksi Sugacube sekitar 19-21 cm, dengan harga yang dipatok Rp 4,3 juta. Adanya kreasi membuat miniatur diri sendiri, menurut Ringgo, sangat membantu untuk menciptakan kenang-kenangan yang bernilai personal.
Seperti Ringgo, orang yang kesengsem oleh hadirnya Sugacube adalah Gita Regitania. Wiraswasta di Ibu Kota ini tertarik membuat miniatur kepalanya sendiri untuk digabungkan dalam sebuah wadah permen PEZ. Gita membuat miniatur dirinya dalam bentuk PEZ untuk dibawa ke Jepang dalam pertemuan kolektor PEZ di Tokyo pada Maret lalu.
“Seru sih bisa punya PEZ kepala sendiri dan enggak banyak juga yang bisa punya yang seperti ini,” ujar Gita. Kawan-kawannya di Jepang banyak yang memuji kreasi tersebut dan berkeinginan membuat PEZ serupa. “Lumayan banyak yang bertanya dan ingin punya PEZ dengan kepala sendiri,” ujarnya.
Selain Ringgo, Sabai, dan Gita, masih banyak lagi orang yang membuat miniatur dirinya via Sugacube. Bukan tak mungkin, mengoleksi miniatur diri sendiri dan orang-orang terdekat bakal menjadi hobi di kalangan orang-orang berduit. Mereka bisa membuat miniatur dengan seribu satu ekspresi.
Kehadiran Sugacube tak lepas dari sosok Harry Liong Sugarta. Pria lulusan Ohio University, Amerika Serikat ini memulai bisnis cetak miniatur figur tiga dimensi Sugacube di Bandung pada pertengahan 2014. Ia memulai bisnis kreatif ini dari kesukaannya terhadap action figure dan komik. “Ini semua berawal dari hobi. Saya mengerti mesin dan ingin menciptakan suatu karya,” ujar Harry, saat ditemui di studionya.
Miniatur figur buatan Sugacube terbuat dari 3D powder composite atau sandstone. Laiknya patung, miniatur ini tak bisa digerakkan sesuka hati karena bukan dibuat sebagai mainan, melainkan lebih sebagai pajangan. Miniatur figur tiga dimensi ala Sugacube banyak dimanfaatkan untuk merekam momen-momen penting, seperti hamil anak pertama, wisuda, pernikahan, dan momen-momen lainnya. Selain itu, bisa dijadikan hadiah kejutan atau kenang-kenangan.
Ringgo mengaku sudah terpikir untuk kembali membuat miniatur figur kelak saat istrinya hamil. “Agar nanti anak saya melihat bagaimana bundanya saat mengandung, perutnya seperti apa. Untuk bukti saat bercerita,” ujar dia.
Miniatur Sugacube sekilas mengingatkan orang pada patung lilin di museum Madame Tussauds, yang berpusat di London. Bedanya, menurut Harry, sementara orang-orang yang ditampilkan di Madame Tussauds adalah sosok terkenal, miniatur figur tiga dimensi yang dibuat di studionya bisa siapa saja.
Menurut Harry, banyak konsumennya yang takjub melihat hasilnya. Misalnya, ada yang baru menyadari bentuk postur tubuhnya pada bagian belakang. ”Oh, saya seperti ini kalau tampak dari belakang ya?” ujar Harry, menirukan ucapan konsumennya.
Untuk membuat miniatur tersebut, pengambilan foto harus dilakukan secara langsung di studio Sugacube. Tujuannya jelas, yakni agar setiap sudut tubuh terekam dalam satu hitungan lewat jepretan 75 kamera yang dipasang di seluruh penjuru ruangan studio. Menurut Harry, jumlah kamera tersebut masih terbilang minimum. “Di luar negeri, studionya memiliki 120 kamera,” katanya.
AISHA SHAIDRA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini