Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Tantrum Bisa Terjadi pada Orang Dewasa, Begini Penjelasannya

Ternyata orang dewasa juga bisa mengalami tantrum. Melibatkan pergolakan frustasi dan kemarahan

7 Januari 2023 | 08.20 WIB

Ilustrasi perempuan marah. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi perempuan marah. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tantrum merupakan ledakan emosi yang umum terjadi pada anak-anak. Ini terjadi ketika anak kesulitan mengontrol dan mengekspresikan emosinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namun, ternyata orang dewasa juga bisa mengalami tantrum. Pada orang dewasa, tantrum melibatkan pergolakan frustasi dan kemarahan. Dalam beberapa kasus, ledakan amarah mungkin berhubungan dengan kondisi mental, seperti gangguan kepribadian dan depresi.

Jenis-Jenis Tantrum pada Orang Dewasa

Merujuk Psych Central, orang dewasa memiliki beberapa variasi tantrum. Jenis tantrum biasanya tergantung pada situasi yang sedang dialami. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Diam

Orang dewasa dapat mengamuk dalam diam atau tanpa berbicara secara lisan. Mereka akan menginjak-nginjak sesuatu, mondar-mandir, atau menghalang-halangi jalan orang yang membuatnya marah. 

Orang yang tantrum dalam diam juga enggan berbicara dan mendengarkan orang lain. Tantrum diam berpotensi memicu perilaku agresifitas. 

2. Mengoceh

Tantrum mengoceh bisa mencakup omelan, membentak, dan menghina orang lain. Tantrum jenis ini dapat disertai perilaku melempar atau membanting barang. Mereka juga tak segan mengancam dan melakukan kekerasan fisik. 

3. Rengekan dan erangan

Orang dewasa bisa mengalami tantrum dalam bentuk tangisan marah, erangan, dan gertakan. Mereka mungkin terengah-engah, menjerit, menghina atau memaki.

Pemicu Tantrum pada Orang Dewasa

Mengutip Healthline, tantrum pada orang dewasa dapat dipicu berbagai faktor. Beberapa di antaranya mencakup:

1. Kesulitan mengelola emosi

Ketidakmampuan mengatur emosi membuat orang dewasa lebih rentan mengalami tantrum. Karena orang yang tidak mampu menekan emosinya mudah mengalami ledakan amarah.

2. Depresi

Depresi membuat penderitanya mengalami kesedihan ekstrim, suasana hati yang buruk, dan perasaan putus asa. Depresi juga memicu iritabilitas dan kemarahan yang tidak biasa. 

Ledakan amarah terkait depresi dapat mencakup kemarahan ekstrem terhadap pemicu-pemicu kecil, mengalami ledakan amarah ketika terjadi kesalahan, serta sangat kesulitan mengelola ledakan kemarahan yang dialami. 

3. Gangguan Eksplosif Intermiten (IED)

Mereka yang mengalami IED dapat mengalami tantrum. Karena IED melibatkan ledakan amarah dan agresifitas berulang pada penderita. 

Orang dengan IED mungkin kehilangan kesabaran saat mengemudi dan berteriak pada orang lain. Mereka juga dapat melempar barang dan memukul-mukul dinding.

DELFI ANA HARAHAP

Baca juga:

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus