Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Data Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia atau IDI menunjukkan jumlah tenaga kesehatan yag meninggal karena Covid-19 paling banyak terjadi di Desember 2020. Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia atau PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 naik sampai lima kali lipat dibanding saat awal pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejak pandemi Covid-19 merebak pada Maret hingga akhir Desember 2020, tercatat 504 tenaga kesehatan meninggal akibat Covid-19. Dari jumlah itu, 252 di antaranya adalah dokter, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga laboratorium medik. Rincian dari 252 dokter adalah 15 dokter gigi, 101 dokter umum (empat guru besar), 131 dokter spesialis (termasuk tujuh guru besar), serta 5 residen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia dan 5 besar di seluruh dunia," kata Adib Khumaidi. Pada Desember 2020, tercatat 52 dokter meninggal akibat Covid-19.
Kenaikan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19, menurut Adib, merupakan akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini seperti libur, pilkada, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.
Petugas tenaga kesehatan beraktivitas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Ahad, 15 November 2020. ANTARA/Galih Pradipta
Perlindungan untuk tenaga kesehatan, Adib melanjutkan, mutlak diperlukan karena masih ada kelompok masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, garda terdepan dalam menangani pandemi Covid-19 ini adalah masyarakat itu sendiri dengan menerapkan protokol kesehatan standar, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).
Dalam situasi masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, menurut Adib, tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi garda terdepan sekaligus benteng terakhir. Tak cukup dengan kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, Adib berharap pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri atau APD bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka.
Mengenai vaksinasi Covid-19, Adib mengatakan itu adalah upaya pencegahan atau preventif. "Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi yakni rasio positif Covid-19 pada angka 29,4 persen," kata Adib.