Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam nyaris tak pernah berjalan melenggang setiap hari. Super sibuk mungkin tidak, tapi sebagai orang nomor satu di institusi pencetak dokter-dokter andal Tanah Air, tidak ada kamus santai dalam kesehariannya, kecuali saat libur bersama keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Begitupun sibuknya di bidang kedokteran, dokter spesialis penyakit dalam ini acap menyempatkan diri memikirkan "dunia anak". Bahkan tak jarang dia menyelipkan ide-ide perlindungan anak pada berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kedokteran. Baca: Boleh Buka Puasa dengan Es dan Gorengan? Ini Kata Dokter
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti yang dilakukannya dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 21 Mei 2018 di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Salemba, Jakarta. Ketika itu, ia memulai kampenya anti-hoax dan stop bullying anak yang ditandai dengan penandatanganan petisi di atas spanduk putih oleh segenap civitas academica FKUI di akhir acara seminar kedokteran.
Lain waktu, Ari bercerita tentang perasaannya yang sedih melihat berbagai kejadian yang akhir-akhir ini menimpa anak-anak di Indonesia. Mulai pelecehan seksual, kekerasan fisik, hingga bullying di media sosial.
Bagi dia, anak-anak merupakan penentu masa depan keluarga dan penentu masa depan bangsa. Anak merupakan kader bangsa untuk masa depan sehingga mereka harus dipersiapkan dengan baik. Terlebih, ajaran agama telah menegaskan bahwa anak merupakan amanah dari Allah SWT kepada para orang tua.
Ari menegaskan, anak harus dipersiapkan dengan baik. Berbagai berita sukses dan kegagalan dalam mendidik anak selalu kita lihat dan dengar di sekitar kita. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama dalam mempersiapkan anak menuju kesuksesan di masa depan. Kemudian lingkungan sekolah dan lingkungan bermain serta kondisi masyarakat dan lingkungan juga ikut mempengaruhi pembentukan perkembangan anak. Baca: Menggoda Anak Soal Pacaran, Dampaknya Anak Merasa Boleh Menikah
Begitu juga bila anak-anak dititipkan kepada asisten rumah tangga. Dalam kondisi ini, peran asisten rumah tangga tidak kecil sehingga kita harus selalu perhatikan apakah asisten rumah tangga mengurus anak-anak sesuai dengan visi dan misi kita dalam mendidik anak, atau tidak.
Menurut Ari, beberapa hal penting yang perlu dilakukan dalam mendidik anak antara lain:
1. Kasih sayang kepada anak-anak merupakan kunci utama yang membuat mereka melaksanakan apa yang kita inginkan.
2. Gunakan tutur kata yang baik kepada sesama. Ini menjadi kunci bagaimana mereka menghormati orang lain.
3. Bertanggung jawab atas tugas pendidikan, baik pendidikan dalam sekolah maupun luar sekolah, dan dikerjakan tepat waktu.
4. Anak selalu diminta menjalankan aturan yang berlaku dan melaksanakan aturan agama. Misal belajar mobil dan mendapat SIM setelah 17 tahun, selalu salat 5 waktu.
5. Tidak perlu menuntut anak-anak harus menjadi juara pertama, tapi meminta mereka memberikan yang terbaik sesuai dengan upaya yang telah dilakukan.
6. Berikan waktu agar mereka bisa bermain dengan benar, masuk klub renang atau klub basket. Batasi bermain secara individual seperti bermain gadget. Kegiatan olahraga tim akan melatih mereka bisa bekerja sama dan saling menghargai di antara sesama, siap menang dan siap kalah.
7. Perlakuan kepada masing-masing anak juga harus sama, tidak boleh ada perbedaan dalam memperlakukan di antara anak-anak yang ada. Baca: Pentingnya Regenerasi Kulit, Kapan Waktu Terbaik?
8. Usahakan ada interaksi dengan anak setiap hari. "Saya punya tugas mengantar sekolah ketiga anak pertama saya tersebut saat mereka masih sekolah, dan istri saya bersama pulang dengan mereka," kata Ari.
9. Orang tua harus kompak dan satu suara, istri harus selalu berkonsultasi untuk memutuskan hal-hal dalam pemenuhan kebutuhan anak.
10. Selalu memberikan pujian atas sesuatu yang telah dilakukan dan selalu gunakan kata-kata positif terhadap anak, hindari kata-kata negatif, termasuk saat kita sangat kesal atau marah kepada mereka. Baca: Hasil Survei, Orang Indonesia Main Ponsel 6 Jam Lebih Sehari
11. Anak-anak juga tidak boleh berada di "ketiak" orang tua dan mereka harus tampil karena dirinya, bukan karena orang tuanya.
12. Gaya hidup yang baik harus selalu ditunjukkan kepada anak-anak kita. Misal makan tidak berlebih-lebihan walaupun kita mampu.
13. Tangan mereka harus selalu di atas memotivasi mereka untuk menjadi lebih dari yang lain dan peduli sesama. "Kita selalu harus berdoa agar anak-anak kita dapat menjalankan hidup dan kehidupannya lebih baik," kata Ari.