Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari kedamaian dan refleksi umat Budha, Waisak, dilaksanakan semua pengikut Budha di berbagai belahan dunia. Namun, secara tradisional, Waisak dirayakan umat Budha di Singapura, India, Sri Lanka, Nepal, Bangladesh, dan negara-negara Asia Tenggara lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tempo.co merangkum beberapa fakta mengenai Waisak berikut ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Waisak adalah hari paling penting dalam kalender Budhis
Hari Waisak adalah tanggal paling penting dalam kalender lunar Budhis. Sebab, pada hari tersebut, umat merayakan tiga peristiwa besar dalam kehidupan Sang Budha, yakni kelahirannya, pencapaian pencerahan, dan kepergiannya ke Nirvana. Menurut kitab suci Budhis, setiap peristiwa tersebut terjadi saat purnama di bulan lunar Waisak.
2. Melakukan perbuatan baik adalah bagian penting dari perayaan
Ketika Hari Waisak, umat Budha menegaskan kembali komitmen untuk menjalankan gaya hidup yang bermoral dan welas asih. Sebagian umat Budha percaya bahwa melakukan perbuatan baik pada hari istimewa tersebut akan melipatgandakan pahala. Pada Waisak juga, umat Budha mengkonsumsi makanan vegetarian. Selain itu, hewan-hewan yang dikurung harus dilepaskan sebagai isyarat simbolis belas kasih.
3. Ada berbagai cabang agama Buddha
Theravada, Mahayana, dan Vajrayana adalah tiga cabang utama agama Budha. Budhisme Theravada dikatakan sebagai yang paling dekat dengan bentuk asli agama Budha India dan dipraktikkan di negara-negara selatan, seperti Sri Lanka, Thailand, dan Burma. Di Singapura, Mahayana paling banyak dipraktikkan umat Budha Cina.
4. Praktik dan ritual bervariasi di tiap negara
Praktik dan ritual Waisak bergantung pada budaya dan juga kepercayaan yang umat ikuti. Umat Budha Mahayana mempraktikkan ritual "tiga langkah satu busur" dengan melakukan gerakan membungkuk atau bersujud setiap tiga langkah saat mereka mengelilingi kuil. Perayaan Budhis Theravada berbeda lagi, yakni dengan memasak puding nasi susu untuk melambangkan makanan terakhir Budha sebelum periode puasanya mencapai pencerahan.
Baca: Mudik Lebaran dengan Stroller, Ini Tips ala Lula Kamal
5. Siapa saja dapat mengikuti perayaan Waisak
Anda tidak harus menjadi penganut Budha untuk merayakan Waisak. Seperti di Singapura, Anda dapat mengunjungi kuil Budha tertua di Singapura, Lian Shan Shuang Lin atau Kuil Relik Gigi Budha, tepatnya di jantung Chinatown, untuk merayakan hari Waisak.
THEASIANPARENT | EXPATLIVING